Kamis, 31 Desember 2009

Konsultasi Teologi: Mengapa Yesus Lahir 2.000 Tahun Silam?

Pdt. Bigman Sirait

Pak Pendeta, kalau menurut hitungan-hitungan kita, Yesus datang ke dunia ini kurang-lebih 2.000 tahun silam. Bilangan ini tentu “kecil” jika dibandingkan dengan usia alam semesta atau sejarah peradaban umat manusia yang sudah berbilang jutaan tahun. Bahkan Yesus lebih “muda” dibanding Adam, Abraham, misalnya. Saya sering bertanya-tanya dalam hati, terutama pada saat-saat merenung di hari Natal begini: kenapa ya Tuhan baru hadir ke dunia ini 2.000 tahun silam. Di sini saya tidak dalam posisi menanyakan hal ini kepada Pak Pendeta, sebab saya pun sadar betul kalau ini adalah mutlak misteri Allah pencipta alam semesta. Yang ingin saya tahu adalah bagaimana pendapat Pak Pendeta tentang “pemikiran” saya di atas. Sekian dan salam hormat dalam suasana Natal.
Benget Parda
Pekanbaru

BENGET yang dikasihi Tuhan, bagaimanapun juga hal ini memang bisa jadi ganjalan dalam pemikiran kita. Pertanyaan “mengapa” selalu menggelitik untuk menemukan jawabannya. Mari kita coba telesuri dengan teliti. Berapa umur bumi, kita tak tahu, karena kitab Kejadian tidak menje-laskannya pada kita. Dikatakan dalam Kejadian 1:1, bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kapan mulanya itu, tak jelas, tapi yang pasti setelah itulah baru kita mengenal konsep hari dalam tenggang waktu pagi dan petang. Nah, jadi kita tidak tahu umur bumi secara tepat, karena memang itu bukan pesan utama Alkitab. Hakekat bumi yang diajarkan pada kita adalah, bahwa bumi ciptaan Allah, milik Allah dan Allah-lah pemeliharanya yang berdaulat atas bumi. Yesaya 40: 22 mengatakan: “Dia yang ber-takhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang, Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman”. Dari penjelasan itu tahulah kita bahwa Allah menciptakan bumi ini bulat, dan betapa dahsyatnya Allah sang pencipta itu.
Sekarang bagaimana dengan manusia. Jelas pula bagi kita bahwa Allah jugalah pencipta manusia (Kejadian 1: 26). Allah mencip-takan manusia pada hari yang keenam. Nah, ini adalah sebuah waktu, namun tak jelas penangga-lan kita di kemudian hari bagaimana menghitung semuanya. Jadi tak heran jika soal waktu ini tak bisa juga kita pahami dengan tepat. Maksudnya, jelas Allah menciptakan manusia pada hari ke-enam, tapi yang jadi masa-lah adalah penanggalan manusia di kemudian hari.
Kita mengerti bahwa pe-nanggalan pada berbagai bangsa ada perbedaan. Ada yang berdasarkan per-hitungan matahari, ada pula bulan dan juga bin-tang. Sementara itu dalam silsilah di Alkitab (Matius 1), jelas di sana tidak bermak-sud secara umum, melain-kan pemaknaan rohani. Maksudnya yaitu, bahwa di sana ada beberapa keturunan yang tidak dica-tat, yang ada di kitab Raja-raja, karena kehidupan dosa mereka. Artinya Alkitab bukanlah bibliogafi lengkap melainkan pemak-naan yang lengkap dari sejarah manusia. Informasi Alkitab lebih dari cukup untuk kita memahami hakekat kejadian manusia, kejatuhan ke dalam dosa, perkembangannya setelah peris-tiwa air bah di jaman Nuh, hingga terbentuknya Israel, yang kemu-dian menjadi kerajaan. Bagaimana kerajaan itu terpecah, dan pada akhirnya rakyatnya menjadi orang buangan. Semua mengandung pe-maknaan rohani yang mendalam.
Tidak tercatat di Alkitab masa kekosongan antara pulangnya umat dari pembuangan Babel hingga kedatangan Yesus Kristus yang kemungkinan berlangsung sekitar 500 tahun. Ini sering disebut sebagai masa kegelapan. Kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ada dalam perhitungan waktu yang lebih jelas. Apalagi era ini disebut sebagai tahun Masehi (perhitungan maju ke depan, sementara sebelum Masehi mundur ke belakang). Sementara pemahaman bahwa peradaban manusia berumur jutaan tahun adalah sebuah teori, artinya tak ada pengetahuan yang tepat tentang usia manusia.
Nah, soal mengapa Yesus baru datang kemudian, sekitar 2.000 tahun yang lampau, dan bukan lebih awal, ada penjelasan-nya. Ini bukanlah soal waktu 2.000 tahun atau lebih, tapi dengan jelas Alkitab memberikan kronologi yang menarik. Kejadian 1 dan 2, men-catat kehidupan manusia sebelum kejatuhan ke dalam dosa, nilai-nilai yang ada di sana. Lalu dalam kejadian 3, adalah kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa dan akibat yang ditimbulkannya. Setelah itu disebut era patriakhal atau bapak beriman. Ini menjadi era pra-Tau-rat, di sana ada kisah Nuh, Abra-ham dan seterusnya.
Di kemudian hari generasi Abraham menjadi Israel melalui keturunan Yakub. Tetapi mereka menjadi budak di Mesir yang pernah diselamatkan Yusuf anak Yakub. Ketika umat Israel keluar setelah 430 tahun di Mesir, kisah ini dimulai dari kitab Keluaran. Lalu berlanjut dengan kitab Hakim-hakim, sebagai era para hakim-hakim, lalu kemudian berlanjut ke era raja-raja, sesuai tuntutan Israel atas seorang raja. Berikutnya para nabi-nabi yang menulis seturut dengan jaman mereka dan lokasi pelayanan mereka, yaitu Israel atau Yehuda.
Dari kisah ini semua jelaslah bahwa kedatangan Yesus Kristus justru tepat dari banyak aspek. Pertama adalah aspek sejarah, sehingga kita bisa melihat bagai-mana umat di Perjanjian Lama (PL) tak pernah mampu menjalankan tuntutan Tau-rat, mereka gagal beragama. Andai-kata Yesus datang pada masa Abra-ham apalagi sebelumnya, pasti tak dapat dipahami kepentingan kedata-ngannya ke dunia. Tapi karena DIA datang setelah kehancuran Israel, maka jelaslah tujuan dan penghara-pan Israel hanya pada Yesus Kristus.
Jadi sejarah Israel sangat penting untuk memahami makna kedatangan Kristus ke dunia. Yesus Kristus berkata bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan Taurat melain-kan menggenapinya. Karena dalam kitab PL semua ter-dapat nubuatan tentang Yesus Kristus, kelahiran-Nya, tempatnya, situasi-nya, bahkan hingga kematian-Nya. Dengan itu kita me-ngerti semua makna peng-genapan itu. Jika saja Yesus datang lebih awal, kacaulah semua pemahaman kita. Ini juga sangat erat dengan pengharapan Israel akan kedatangan Mesias, namun mereka gagal mengerti, bahkan menyalibkan Yesus. Namun jangan lupa di sana pula terpilihlah Israel sejati yang diwakili para rasul dan orang Yahudi yang menjadi pengikut Yesus Kristus.
Jadi, sekali lagi, kehadiran Yesus Kristus 2.000 tahun lalu, tepat, sehingga dengan sejarah yang lengkap seharusnya kita mengerti. Itu sebab bagi yang me-nolak Yesus tersedia neraka tidaklah semena-mena, melainkan tepat dalam konteks informasi yang cukup. Sebalik-nya mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan patut amat kita syu-kuri dengan melihat sejarah betapa banyaknya jumlah mereka yang gagal. Di sisi lain, dari segi penanggalan yang ada waktu sudah lebih canggih, dan juga lalu lintas hubungan Asia dan Eropa sudah terbentuk. Artinya, dengan memahami secara jeli, tidak ada yang kebetulan, bahkan sebalik-nya ketepatan yang luar biasa.
Nah, Benget yang dikasihi Tuhan, alangkah menyenangkan Natal dalam pemaknaan yang tepat. Cobalah pikir, perintah sensus oleh Kaisar Augustus justru menjadi jalan Maria dan Jusuf ke Betlehem. Hamilnya Maria meng-akibatkan mereka terlambat tiba di Betlehem sehingga mereka tidak kebagian tempat penginapan. Lalu Raja Herodes Agung, si maniak itu, berniat membunuh bayi Yesus, sehingga Maria dan Yusuf lari ke Mesir. Semua peristiwa itu menggenapi nubuatan kitab para nabi, dan juga menggambarkan keberpihakan Allah kepada orang lapis bawah. Dan itulah semangat Natal yang sesungguhnya. Luar biasa ya. Akhirnya selamat mempersiapkan diri menyongsong Natal, Tuhan memberkati.v (sumber:Tabloid Reformata/Desember 2009)

Konsultasi Teologi: Yesus Menyelamatkan Adam, Abraham, Musa?

Pdt. Bigman Sirait

PAK, saya mau bertanya tentang “Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup tak seorang pun sampai kepada Bapa kecuali melalui Dia”. Artinya, semua manusia harus menerima Yesus sebagai Tuhan juru selamat supaya dia bisa masuk surga.
Bagi kita umat manusia yang hidup pasca-Perjanjian Baru, hal ini mungkin tidak masalah. Yang jadi pertanyaan saya adalah bagaimana dengan manusia yang hidup sebelum Yesus, yang notabene belum mengenal Yesus, semacam Adam dan Hawa, Abraham, Musa, dll., apakah mereka itu akan masuk surga juga? Terimakasih Pak.
George S. Lase
Medan

SEBUAH pertanyaan menarik yang juga sering diperdebatkan banyak orang. George yang dikasihi Tuhan, bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup, dan bahwa tidak ada satu orang pun yang akan sampai kepada Bapa kecuali melalui Dia (Yohanes 14: 6), adalah benar. Itu adalah ucapan Yesus Kristus sendiri yang dapat kita pahami sepenuhnya melalui kesaksian Alkitab. Adalah fakta Alkitab bahwa Yesus adalah Allah yang setara dengan Bapa (Filipi 2: 6-9), yang rela mengosongkan diri, dan menjadi sama dengan manusia. Adalah fakta bahwa Dia adalah Sang Firman yang ada bersama de-ngan Allah, dan telah ada sebelum segala sesuatunya ada, dan yang keberadaan-Nya melintasi ruang dan waktu (Yohanes 1: 1-3). Dan para rasul selalu bersaksi bahwa di kolong langit ini tidak ada nama lain, yang di alamnya ada keselamatan, kecuali Yeus Kristus Tuhan (Kisah 4:12).


Jadi bahwa Yesus Kristus adalah juruselamat satu-satunya sangat jelas dalam Perjanjian Baru. Namun mengatakan ini bagi kita yang hidup di pasca-Perjanjian Lama mungkin tidak masalah, harus berhati-hati. Artinya tidak masalah dalam mema-haminya, bisa ya. Tapi jika tidak masalah karena dengan percaya kita selamat, sekali lagi hati-hati. Saya perlu menekankan hal ini, seperti peringatan Yesus Kristus sendiri, bahwa tidak setiap orang yang menyebut-Nya “Tuhan-Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan surga, me-lainkan yang melakukan kehendak Bapa”. Bahkan pada waktu itu (di pengadilan Allah), akan ada yang berkata bahwa dia telah bernubuat, mengusir setan, bahkan mukjizat di dalam nama Yesus, tetapi ditolak oleh Yesus Kristus Tuhan. Jadi bagi kita yang hidup pasca-Perjanjian Baru dituntut bukan hanya percaya, melainkan juga melakukan kehen-dak Bapa.


Nah, bagaimana mereka yang hidup di masa Perjanjian Lama? Yang pertama perlu diingat, Yesus Kristus bukan ada sejak Perjanjian Baru atau tahun Masehi, melainkan ada dalam kekekalan (band. Yohanes 8: 57-58). Bagaimana memahami kehadiran atau keterlibatan Kristus di dalam Perjanjian Lama? Mari kita simak apa yang dikatakan Rasul Paulus. Dia berkata dalam 1 Korintus 10: 1-5; Bahwa sesung-guhnya Kristus hadir dalam perja-lanan orang Israel di padang gurun. Hanya saja kehadiran-Nya dalam fenomena alam, makanan dan minuman yang menyelamatkan perjalanan orang Israel. Ketika melintas laut ternyata itulah simbol pembaptisan, padahal tak satu pun dari mereka yang basah. Ketika ada di antara orang Israel mati, bukan karena kekurangan makanan dan minuman, melainkan karena kurang percaya, sehingga tidak berkenan di hadapan Allah.


Jadi dengan jelas, Paulus ingin mengatakan betapa keselamatan dalam perjalanan bagi orang Israel adalah percaya kepada Yesus Kristus yang belum mereka kenal (belum inkarnasi), tapi nyata dalam fenomena yang ada. Ketaatan kepada ketetapan Tuhan yang dinyatakan melalui Musa adalah ekspresi kehadiran Sang Firman Hidup. Jadi dengan segera kita bisa melihat benang merah yang jelas antara umat di Perjanjian Lama dengan keimanan kepada Yesus Kristus Tuhan. Bahkan soal kesela-matan pun dengan jelas dapat kita lihat pada apa yang disaksikan Rasul Petrus. Dalam 1 Petrus 3:17-20; jelas dikatakan bahwa kematian Yesus Kristus berlaku bukan hanya pada saat itu (present) atau juga ke depan (future), melainkan juga ke waktu yang lampau (past).
Jadi, kematian Yesus Kristus berkaitan erat dengan orang di jaman Nuh. Mereka yang menolak pemberitaan Nuh ternyata sama dengan menolak Yesus Kristus Sang Firman itu. Itu sebab Yesus Kristus memproklamirkan keselama-tan yang di dalamnya Nuh, di waktu yang lampau, percaya dan melaku-kan perintah Tuhan. Tetapi orang lain tidak mau percaya bahkan mencemoohnya. Sangat jelas bukan, bahwa tidak ada permasalahan soal waktu, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dalam hal keselamatan. Yang ada ialah keimanan dan ketaatan mela-kukan kehendak Tuhan yang men-jadi ukuran. Ingat, Yesus Kristus hadir lintas waktu.v

Senin, 28 Desember 2009

Jesus Christ The Same


By Howard Parrell

Hebrews 13:8

A cynic once remarked that nothing is permanent except change. We live in a world of change. Everything from ladies’ shoes to legislation, from automobiles to art, from furniture to finances... styles and customs and conditions change overnight. World events seem to tumble over each other with barely enough time to happen.

In such a breath-taking age men look here and there for a point of permanence.

a) Some rely upon financial investments, but money only serves to purchase more change.

b) Others seek to endure through fame, honors, and position; but how soon are the famous forgotten.

c) Some rely upon friends, but too many friends, like shadows, follow only in sunny weather...and even the best of friends are sometimes called away.

Thousands seek to escape life’s boredom through modern fads and isms. Someone has said: "The religion of China is Confucian: the religion of America is confusion." Men wander in a wilderness of cults seeking lasting satisfaction.

My dad used to tell of a man who bragged that he had been a Methodist and Presbyterian and was now thinking of leaving the Baptist work to become a Charismatic. My dad wished him luck. The man seemed puzzled, thinking his pastor would fight for his membership. Dad explained that he didn’t see any harm in changing labels on an empty bottle.

I rejoice that "I have an anchor that keeps my soul, steadfast and sure while the billows roll; fastened to the rock which cannot move, grounded firm and deep in the Savior’s love." That is the Jesus that I want to talk about today.


JESUS CHRIST THE SAME.

What marvelous satisfaction we can take in these four words.

A. Your health will leave you.
B. Your circumstances in life will not remain the same.
C. All too often we find that those around us cannot be counted on.
D. Since all this is true, what a relief it is to turn from these changing scenes to Jesus Christ, the same. Here is One Who never fails the heart that leans on Him for rest.

1. Health may fail us -- but His strength is made perfect in our weakness.

2. Adversity may crash upon us -- but He draws closer than a brother and whispers, "In the world ye shall have tribulation: but be of good cheer; I have overcome the world."

3. Friends may desert us, so that we end up saying with Paul, "No man stood with me." -- But we can also say with him in the next verse, "Notwithstanding, the Lord stood with me."

4. And even when death draws near He assures us, "I am the resurrection and the life."

E. I take great comfort in knowing that my Savior is referred to in Isa. 9:6 as "the everlasting Father" and as One with whom is no variableness or shadow of turning.



JESUS CHRIST THE SAME YESTERDAY.

A. There is an eternity locked up in these words. In fact, eternity stands on either side of the Christ of today.

B. Strictly speaking, there is no past tense with the Lord Jesus Christ.

1. (Jn. 8:58) - "Before Abraham was I AM"

2. Jn. 1:1-2

3. We must never neglect to acknowledge the eternal pre-existence of Jesus.

C. But what of the Jesus of modern history?

1. Born in another man’s stable, buried in another man’s tomb.

2. Living in a little land less than half the size of Arkansas.

3. In His public ministry, never over a hundred miles from home.

4. He wrote no books, led no armies, left His truths with a few plain and unpromising disciples.

5. Died the death of a criminal.

6. Yet that life stands alone. What He said and did proves who He is. (Matt. 16:16)-"Thou art the Christ, the Son of the Living God."

D. But the Jesus Christ of yesterday did not end in a sealed tomb. Christians are not living on a memory.

E. In the midst of despair Jesus appeared to His disciples as the eternal King; victorious over death, hell, and the grave. Then not many days after that He empowered His church to continue in His name.

F. Jesus Christ of yesterday is the Eternal Son from everlasting with the Father, sharing with Him in creation.

1. Jesus Christ of yesterday is the Word made flesh, taking the form of a servant, made sin for us.

2. Jesus Christ of yesterday is the risen and glorified Christ, living His life in millions of lives through 2,000 years.



JESUS CHRIST THE SAME TODAY.

A. Many Christians find themselves getting upset with God because Christ is not working to suit their own private agenda and timetable.

B. Christ is doing exactly what He purposed to do in this age, and His program is following the Father’s schedule.

1. The blind are seeing, the lame walk, the lepers are cleansed, the deaf hear, the dead are raised up, and the poor have the Gospel preached to them.

2. You say, "Yes Jesus did that then, but He is not doing it now." Consider the working of Christ in this age.

a. Eyes blinded by the god of this world are still being opened by the light of the world.

b. Those crippled by sin are walking in the newness of life thanks to the great physician.

c. Modern-day Naamans dip in the fountain filled with blood and lose their spiritual leprosy.

d. Ears are being opened to the music of heaven.

e. Those who are dead in trespasses and sins are being quickened to eternal life.

f. And the world over, the Gospel is being preached to the poor.

3. The Lord Jesus Christ is still the same today as He was yesterday. He is still doing mighty works...and if He is not doing them in your life it may be because -- while you hold the Jesus of yesterday in high regard, you have not experienced the Jesus of today. [See Matt. 13:54-58]



JESUS CHRIST THE SAME FOREVER.

A. It would not be enough that He is the same yesterday and today if somewhere down the road He should cease to be. [ (I Cor. 15:19) - "If in this life only we have hope in Christ, we are of all men most miserable."]

B. But the best is yet to come.

1. He has promised to come for us.

2. We will see Him as He is and we shall be like Him. Then we will rule and reign with Him.

3. Sorrow will be removed...sickness will be vanquished...sin will be conquered...and...death will be destroyed.

C. And in the middle of all this is Jesus Christ.


So, in this changing age, rejoice in a changeless Christ.

1. He is the same yesterday, and because of who he was yesterday, the Son of God dying for the sins of the world, He meets the problem of our yesterdays, our guilt before a holy God.

2. He is the same today, and because of Who He is today, our Lord and our Advocate, He meets the problem of our today’s, He directs our lives and pleads our cases before the Father.

3. He is the same forever, and because He is, He meets the problem of our tomorrows, He assures us of life eternal and a home with Him.

Sabtu, 26 Desember 2009

Jam DOA SYAFAAT Khusus Untuk Jemaat GPIB "OeL"


"Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang" 1 Timotius 2:1

Kehidupan rohani orang Kristen tidak bisa terpisahkan dari kegiatan BERDOA, yang merupakan nafas dan komunikasi langsung tanpa batas kepada Allah Bapa.

Jam doa Syafaat bersama dapat dilakukan ditempat dimana Jemaat berada dengan menggunakan waktu sebagai berikut:

*Setiap pagi, antara pukul 05:00-05:30
*Setiap malam, antara pukul 22:00-22:30

Berikut adalah pokok-pokok doanya:
1.Tugas pelayanan pendeta, presbiter, pengurus & anggota BPK/Komisi di
GPIB Jemaat Ora et Labora.
2.Pengadaan tanah,gedung ibadah, kantor & pastori.
3.Persekutuan, Pelayanan & Kesaksian GPIB Ora et Labora.
4.Warga jemaat sebagai orang tua atau single parent.
5.Warga jemaat yang sedang sakit.
6.Warga jemaat yang belum rindu untuk melayani Tuhan.
7.Warga jemaat yang berulang tahun/berhari jadi perkawinan.
8.Warga jemaat yang masih menyelesaikan pendidikan.
9.Warga jemaat sebagai pekerja & yang masih mencari pekerjaan.
10.Warga jemaat yang berencana untuk menikah tahun depan.
11.Anggota Paduan Suara & pemusik gereja (khusus di OeL).
12.Para janda, duda & yatim piatu (khususnya dalam jemaat.)
13.Masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah OeL, sekretariat & pastori.
14.BP dan jemaat-jemaat di Mupel GPIB Banten.
15.Majelis Sinode GPIB dan jemaat-jemaat di wilayah pelayanan GPIB.
16.Pemulihan perekonomian/keamanan Bangsa dan Negara.
17.Pelayanan & pemberitaan Firman Allah di seluruh dunia.
18.Pemeliharaan Tuhan atas keamanan/kesejahteraan umat-Nya di
seluruh dunia.

Tuhan Yesus Kristus memberkati !

The Truth about His name "Jesus" Kebenaran akan nama Yesus



Apakah anda tahu tentang fakta2 ini? Saya yakin anda belum
Mengetahuinya sampai saat ini..

Kematian adalah pasti, namun Alkitab menuliskan tentang kematian
Yang tidak dapat ditentukan kapan waktunya tiba. Buatlah kajian
Pribadi tentang ini.. Sangatlah menarik.. Bacalah sampai selesai.

Dalam Galatia 6:7, Alkitab mengatakan: "Jangan sesat! Allah tidak
Membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu
Juga yang akan dituainya"

Here are some men and women who mocked God:
Inilah fakta atas beberapa orang yang telah mengolok-olok Tuhan:

JOHN LENNON (Singer) - - - JOHN LENNON (Penyanyi kelompok the Beatles):


Beberapa tahun yang lalu, saat wawancara dengan sebuah majalah
Amerika, John Lennon berkata: "Kekristenan akan berakhir, Dan akan
Menghilang. Saya yakin hal itu tidak dapat diragukan lagi. Yesus sih
Lumayan, tapi tujuan-tujuanNya terlalu sederhana. Hari ini kami (the
Beatles) lebih terkenal dari Dia." (1966)

John Lennon setelah mengatakan bahwa the Beatles lebih terkenal dari
Yesus Kristus, dibunuh oleh penggemarnya dengan 6 kali tembakan.

TANCREDO NEVES (Presiden Brasil)
Selama masa kampanye kepresidenannya, dia berkata bahwa jika IA
Mendapatkan 500,000 suara pemilih dari partainya, maka Tuhan pun
Tidak akan bisa menyingkirkan dia dari posisi kepresidenannya.

Tancredo Neves memang berhasil mendapatkan suaranya, namun dia jatuh
Sakit sehari sebelum pelantikannya sebagai presiden, Dan kemudian
Meninggal.

CAZUZA (Bi-sexual Brazilian composer, singer and poet) - - - CAZUZA
(komposer Brasil penganut bi-sexual, penyanyi and penulis puisi):

Selama show-nya di Canecio ( Rio de Janeiro ), ketika IA sedang
Menghisap rokok, dia menghembuskan beberapa ASAP rokoknya ke udara
Dan berkata" "Tuhan, ini (ASAP rokok) untuk-Mu."

Dia meninggal dalam keadaan yg sangat mengerikan karena AIDS pada
Usia 32 tahun.

Orang yang membuat TITANIC

Setelah pembangunan kapal Titanic, seorang reporter bertanya
Seberapa amankah kapal Titanic tersebut
Dengan nada mengejek dia menjawab: "Tuhan pun tidak akan bisa
Menenggelamkannya. "

Hasilnya: Saya rasa anda semua tahu apa yang terjadi dengan Titanic.

MARILYN MONROE (Aktris):

Dia dikunjungi oleh Billy Graham pada saat sebuah pertunjukan show.
Billy Graham berkata bahwa Roh Tuhan telah mengutusnya untuk
Memberitakan Injil kepada Marilyn Monroe.

Setelah mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Billy Graham,
Dia berkata" "Saya tidak perlu Yesus-mu."
Seminggu kemudian Marilyn Monroe ditemukan tewas di apartemennya.

BON SCOTT (Singer) - - - BON SCOTT (Penyanyi):

Mantan vokalis AC/DC. Dalam salah satu lagu yg dinyanyikannya tahun
1979 berbunyi: "Jangan hentikan saya, saya akan terus turun, turun
Ke jalan neraka."

Pada tgl 19 Februari 1980, Bon Scoot ditemukan tewas karena tersedak
Oleh muntahnya sendiri.

CAMPINAS (in 2005) - - - CAMPINAS (tahun 2005):

Di Campinas, Brasil, sekelompok sahabat yang mabuk pergi untuk
Menjemput seorang temannya.

Pada saat ibu anak tersebut mengantar anaknya ke Mobil, dia sangat
Kuatir dengan kemabukan teman2nya; sambil memegang tangan anaknya yg
Duduk di Mobil dia berkata: "Anakku, pergilah bersama dengan Tuhan,
Dan kiranya Dia melindungimu. ."

Anaknya menjawab: "Ya jika Tuhan mau duduk di bagasi, sebab di dalam
sini sudah penuh."

Beberapa jam kemudian, Ada berita yang mengabarkan bahwa
Anak-anak muda tersebut mengalami sebuah kecelakaan yang fatal, Dan
Semuanya tewas. Mobilnya bahkan tidak dapat dikenali lagi
Jenisnya.., namun anehnya bagasi Mobil tersebut utuh.

Polisi berkata bahwa tidak mungkin bagasi mobil tersebut bisa utuh.
Yang lebih mengejutkan mereka, di dalam bagasi tersebut ada 1 peti
telur, namun tidak ada satu pun yang pecah.

CHRISTINE HEWITT (Jurnalis Jamaica & penghibur)
Berkata bahwa Alkitab ( Firman Tuhan) adalah buku terburuk yang
pernah ditulis.

Juni 2006, dia ditemukan tewas terbakar di motornya dan tak dapat
dikenali lagi.

Banyak orang-orang penting yang lupa bahwa tidak ada nama lain yang
pada-Nya diberikan kuasa penuh selain nama Yesus. Banyak yang telah
mati, namun hanya Yesus yang mati dan bangkit kembali, dan Dia tetap
hidup selamanya.

[Mungkin jika artikel ini sebuah lelucon, anda sudah langsung
mengirimkannya ke setiap orang. Apakah anda memiliki keberanian
untuk mengirimkan email ini (tentang Yesus) kepada orang lain? Saya
telah melakukan bagian saya, Yesus berkata, "Jika kamu menyangkal
aku dihadapan manusia, maka Aku juga akan menyangkal kamu di hadapan Bapa-Ku."]

Kekuatan DOA


Berikut ini adalah kisah nyata yang dialami oleh Spencer January.

Suatu hari yang cerah pada awal Maret tahun 1945. Saya berumur 24 thn & adalah seorang anggota angkatan bersenjata Amerika Serikat divisi Infantri 35.

Bersama dng sejumlah rekan dr pasukan Amerika, kami sdg bergerilya di tengah hutan, berjalan menuju sungai Rhine di Jerman Rhineland. Misi kami adalah untuk mengambil alih kota Ossenberg, dimana terdapat sebuah pabrik yang memproduksi bubuk mesiu & benda2 lain untuk perang.

Selama ber-jam2 kami berjalan menembus lebatnya hutan. Beberapa saat stlh tengah hr, kami mendapat berita bahwa di dpn kami ada sebuah tanah lapang. Akhirnya, pikir kami, perjalanan ini akan menjadi lebih mudah. Tapi kemudian kami sampai pada sebuah rumah batu & di belakang bangunan itu terdapat sejumlah prajurit yang terluka & berdarah krn berusaha menyeberangi tanah lapang tersebut.

Di dpn kami terdpt tanah lapang kira2 sepanjang 180m, di seberangnya ter-dpt pohon2.

Ketika orang yang pertama dr pasukan kami melangkah ke tanah lapang itu, serentetan tembakan & peluru berterbangan ke arahnya. Tiga buah kubu tentara Jerman dng senapan mesin, berjarak satu sam lain 50m & dilindungi oleh gundukan tanah terletak di sebelah kiri lapangan, menembaki kami yg berusaha menyeberang. Ketika kami mengintai, kami menyimpulkan bahwa ketiga kubu itu dibangun dng sangat stategis shg senjata kami tdk dpt menyerangnya.

Menyeberangi lapangan itu sama saja dng bunuh diri. Tapi, kami tdk memiliki pilihan lain. Pasukan Jerman tlh memblokade rute lain untuk masuk ke kota Ossenberg. Agar dpt trs bertahan & menang, kami harus berjalan maju.

Saya bersandar pd sebuah pohon, berpikir ttg situasi yg sedang dihadapi. Saya berpikir ttg rmh, istri & anak sy yg baru berumur 5bln. Saya tlh memberikan ciuman selamat tinggal sesaat stlh ia dilahirkan. Saya berpikir bahwa sy tdk akan melihat keluarga saya lagi & hal itu spt nya sdh sangat pasti.

Saya jatuh berlutut, “Tuhan “,saya memohon dng sangat., “Kau hrs melakukan sesuatu. Tolong lakukan sesuatu”.

Beberapa saat kemudian kami di perintah untuk mulai bergerak maju. Saya mulai berjalan dng senjata di M-1 di tangan.

Ketika tiba di dpn tanah lapang, saya menarik nafas panjang. Tapi sebelum saya mulai melangkah keluar dr perlindungan, saya melirik ke sebelah kiri.

Saya berhenti & memandang dng penuh takjub. Sebuah awan putih—putih panjang spt kapas – muncul dng tiba2. Awan itu berada di atas pohon2, turun ke bwh & menudungi area itu. Jarak pandang bagi tentara Jerman tertutup oleh kabut yg tebal itu.

Setiap org di antara kami segera berlari ke seberang, berusaha menyelamatkan diri secepat mungkin. Satu2nya suara yg terdengar adl bunyi sepatu boot bergesekan dng tanah sewaktu pasukan kami berlari ke tempat yg aman di seberang sebelum kabut itu terangkat kembali.. Dengan setiap langkah, pepohonan yg ada di seberang tampak semakin dekat. Saya hampir sampai! Jantung saya berdetak dng suara yg sampai terdengar ke telinga. Saya mencari sebuah pohon besar & bersembunyi di baliknya

Saya berbalik ke belakang & melihat prajurit yg lain mengikuti saya ke balik pepohonan, beberapa orang sambil membawa prajurit yg terluka.

Ini pasti pekerjaan Tuhan! Pikir saya. Segera setlh prajurit terakhir sampai ke tempat aman, awan itu menghilang! Langit kembali terang & cerah.

Pasukan musuh yang berpikir kami masih bersembunyi di balik rmh tadi, melemparkan sebuah bom ke sana. Beberapa menit kemudian bangunan itu hancur ber-keping2, tapi kami tlh berada di seberang & melanjutkan perjalanan.

Kami tiba di Ossenberg & mencari area yg aman bagi sekutu. Tapi ingatan ttg awan tadi blm hilang dr pikiran saya. Saya sering melihat semacam tirai asap yg digunakan tentara untuk menutup pandangan musuh pd situasi2 spt tadi. Tapi x ini berbeda. Kabut itu muncul dng tiba2 & menyelamatkan nyawa kami.

Dua minggu kemudian, ketika kami menetap sementara di Jerman Timur, saya menerima sebuah surat dr ibu saya di Dallas. Saya menyobek amplopnya dng cepat. Surat itu berisi kata2 yang membuat diri saya merinding.

“Kau ingat Nyonya Tankersly di gereja kita?” ibu saya menulis . Siapa yang dpt melupakannya? Saya tersenyum.. Semua orang mengenal Nyonya Tankersly sbg prajurit doa.

“Dengar ini,” ibu melanjutkan, “Suatu pagi Nyonya Tankersly menelpon ibu dr pabrik persenjataan di mana ia bekerja. Ia berkata bahwa Tuhan tlh membangunkannya pad pukul 1pagi & Tuhan mengatakan sesuatu padanya, “Spencer January berada dlm bahaya bsr. Bangunlah skrg & berdoalah baginya!”

Ibu saya menjelaskan bahwa Nyonya Tankersly berdoa syafaat bagi saya sampai pukul 6pagi keesikan harinya, ketika ia harus berangkat kerja. Nyonya Tankersly berkata bahwa hal yg terakhir ia doakan adl ini: “Tuhan, bahaya apapun yg Spencer hadapi, lindungilah dia dengan sebuah awan!”

Saya duduk terdiam lama sambil memegang surat itu di tangan saya. Pikiran saya berpacu, melakukan perhitungan. Ya, jam di mana Nyonya Tankersly berdoa memiliki hubungan yang pas dng wkt dimana kami sdg mendekati tanah lapang itu. Antara tempat kami dng Dallas ter-dpt perbedaan tujuh jam. Saat Nyonya Tankersly berdoa pd pukul 1pagi, di tempat kami sdh pukul 8pagi, tepat sewaktu kami bersiap untuk menyeberang tanah lapang itu.

Mulai saat itu, kami menambah jam2 doa saya. Selama 52 tahun terakhir ini, saya bangun pagi2 sekali untuk berdoa bagi org lain. Saya yakin bahwa doa mampu menenangkan & melindungi mereka yg sdg berjalan dlm lembah kekelaman.


Di sadur dari majalah standart vol. V no. 7 , hal 04-05

Kamis, 17 Desember 2009

Ibadah Natal Perdana - BPK-Persekutuan Teruna



Ibadah Natal perdana untuk anggota BPK-Persekutuan Teruna GPIB "OeL", telah dilaksanakan tadi malam, 17 Des 2009 di 'base camp" PT.

Ibadah dengan suasana talk-show mengambil topik "Dare2Dream". Dengan nara sumber Pdt.Ny.Dina Meijer Hallatu. Dari bacaan Alkitab, Filipi 3:12-14, ada 4 hal yang Tuhan Yesus inginkan dari para Teruna:
1.Jangan terlalu berobsesi untuk menjadi manusia yang sempurna
dengan mengandalkan diri sendiri.
2.Belajar dari kegagalan untuk terus maju, bukan sebaliknya.
3.Fokuskan pada hal-hal praktis untuk membantu merealisasikan impian-
impian kita.Lingkungan & pergaulan yang benar sangat mendukung
memotivasi kita untuk tetap bisa fokus.
4.Kejar terus impian-impian kita dan jangan mudah terpatahkan karena
ada hambatan.

Topik "Dare2Dream" dipilih oleh pengurus BPK-PT,karena melihat bahwa
anggota BPK-PT mempunyai banyak macam impian yang masih harus dikerjakan juga direalisasikan dan impian mereka akan menjadi sempurna jika melibatkan Tuhan Yesus didalamnya.

Impian-impian dalam hidup bukan hanya milik kaum muda, orang tua pun masih memiliki "dreams" yang belum terealisasikan. Dibawah ini ada beberapa langkah praktis untuk Teruna juga Orang tua menerapkannya dalam kehidupan kita dalam menyongsong tahun yang baru dan tentunya dengan impian-impian baru.


7 Langkah Praktis Untuk Merealisasikan Impian Kita bersama Tuhan Yesus:

1.Tulislah impian kita diatas kertas dan ceritakan kepada
orang lain mengenainya.Melalui proses ini, kita akan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
impian kita agar lebih spesifik.

2.Pastikan kita memiliki orang-orang yang mengasihi
dan percaya kepada kita di sekitar kita. Saat kita
sedang melalui saat-saat yang sulit dan kehilangan
pengharapan, maka mereka dapat menguatkan kita.

3.Susunlah sebuah rencana dengan terperinci dan
mintalah kepada orang yang kita hormati dan memiliki
hubungan yang kuat dengan kita untuk membimbing
kita dalam proses ini. Banyak rencana tidak dapat
berjalan dengan baik hanya karena kurangnya visi dan
pengertian.

4.Buatlah perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan
untuk mengimplementasikan rencana kita dan coba
untuk mengindentifikasi factor-faktor pendorong yang
menjadi kunci untuk kita bisa mengejar mimpi kita.

5.Jangan takut untuk terus menerus melepas
bebas impian kita dan taruhlah itu ditangan
Tuhan.

6.Pergi dan kejarlah impian itu dengan penuh
ketekunan dan dedikasi.

7.Jangan pernah menyerah !


“Jika kita melihat sesuatu yang TIDAK BISA kita lihat (iman, visi,impian) maka Tuhanlah yang dapat melakukan yang tidak mungkin”-Oral Roberts

Kerjakan impian-impianmu ...Tuhan Yesus memberkati !

Senin, 07 Desember 2009

Peranan Paduan Suara Dalam Kebaktian


Mengapa Paduan Suara memiliki peran dalam kebaktian,mari perhatikan hal-hal berikut:

A. Dasar Untuk Memuji Tuhan

Setiap orang percaya pada hakikatnya dipanggil untuk memuji Tuhan melalui nyanyian atau madah iman. Dalam hal ini tindakan iman atau sikap percaya diekspresikan melalui nyanyian pujian untuk memuliakan atau memasyurkan nama Tuhan. Di dalam Alkitab, kita dapat menjumpai beberapa istilah untuk menunjuk tindakan memuji Tuhan seperti: halal/hallelu (Ibr.) yang artinya: puji Tuhan; yadah (Ibr.) yang artinya: bersyukur, menyanjung, menyembah; tehillah (Ibr.) yang artinya: memuliakan, memuji, nyanyian pujian; epainos (Yun.) yang artinya: pujian, penghargaan; aineo (Yun.) yang artinya: berkata-kata dalam bentuk pujian; humneo (Yun.) yang artinya: menyanyi, menyanjung dan memuji dengan sikap khidmat. Karena itu dasar untuk memuji Tuhan adalah:
1. Allah membentuk dan menciptakan umat manusia agar mereka dengan rasa syukur memberitakan kemasyhuran namaNya. Di Yes. 43:21, Allah berfirman: “umat yang telah Kubentuk bagiKu akan memberitakan kemasyhuranKu”. Tindakan memuliakan nama Allah perlu dinyatakan dalam perbuatan dan tindakan yang nyata. Namun tindakan yang nyata itu tidak berarti mengabaikan tindakan ibadah dari umatNya, yaitu berupa nyanyian pujian kepadaNya.

2. Segala mahluk dan kuasa-kuasa alam dipanggil untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. Itu sebabnya di Mzm. 150:1-6, secara rinci penulis kitab Mazmur mengajak umat untuk memuji nama Tuhan dalam cakrawalaNya, memuji Tuhan karena segala keperkasaanNya, dan memuji Tuhan karena keagunganNya. Di Mzm. 150:3-5 pemazmur mengajak umat Tuhan untuk memuliakan namaNya dengan segala jenis alat-alat musik seperti: sangkakala (terompet), gambus, kecapi, rebana, tari-tarian, seruling, dan ceracap. Kemudian pada akhir ucapannya pemazmur mengajak: “Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Haleluya!” (Mzm. 150:6).

3. Kita layak memuji Tuhan karena karya keselamatanNya. Di I Taw. 16:23 dinyatakan: “Bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari padaNya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaanNya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib di antara segala suku bangsa”. Sebagai umat percaya, kita tidak dapat bersikap pasif dan bungkam terhadap karya keselamatan yang telah dilakukan oleh Allah. Karya keselamatan Allah wajib kita agungkan dengan menyaksikan dan mengabarkannya kepada segenap umat manusia. Dengan demikian nyanyian pujian tentang karya keselamatan Allah bukan sekedar untuk menggembirkan dan memuaskan kebutuhan rohani diri kita sendiri, tetapi kita memuji Tuhan sebagai kesaksian iman kita kepada dunia dan sesama kita.


B. Tujuan Nyanyian Yang Dinyanyikan oleh Paduan Suara
Dalam melaksanakan kebaktian, peran Paduan Suara dalam perjalanan sejarah gereja tidak pernah lapuk. Paduan Suara tetap dipandang sebagai kelompok pujian yang sangat penting dan integral dalam suatu ibadah. Tetapi di manakah letak dan peran Paduan Suara dalam arti yang sesungguhnya? Dalam berbagai kasus, sering Paduan Suara dipahami secara salah, misalnya:
- Paduan Suara sekedar sebagai pelengkap/suplemen dalam kebaktian.
- Paduan Suara sekedar untuk memeriahkan suasana kebaktian.
- Paduan Suara berfungsi untuk mengangkat suatu pujian jemaat.
- Paduan Suara berfungsi untuk memberi hiburan (entertainment).
- Paduan Suara sebagai suatu kelompok minat untuk menyalurkan hobi dan kemampuan vokal.

Padahal Paduan Suara yang hadir dan menyanyian berbagai pujian dalam suatu kebaktian, pada hakikatnya untuk memuliakan nama Tuhan, yang mana mereka ekspresikan melalui persembahan pujian yang mencerminkan kasih, iman dan pengharapan jemaat Tuhan yang sedang berziarah dalam kehidupan ini. Untuk itu puji-pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara di dalam suatu kebaktian bertujuan:
a. Puji-pujian yang dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan Tuhan: sebagai bagian dari jemaat, kelompok Paduan Suara bukanlah kelompok elit dan eksklusif. Sehingga melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan itu mereka sedang mengkomunikasikan imannya secara pribadi dengan Allah.
b. Puji-pujian yang dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan anggota jemaat pada umumnya. Dalam hal ini Paduan Suara merupakan bagian yang integral dengan jemaat. Mereka memuji Tuhan untuk menguatkan persekutuan dengan jemaat. Melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan, mereka sedang merajut bersama persekutuan sebagai tubuh Kristus.
c. Melalui puji-pujian yang dinyanyikan, Paduan Suara sedang memerankan tugas gereja Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan dan pengajaran gereja. Apabila seorang Pendeta memberitakan firman Tuhan secara verbal, maka melalui nyanyian puji-pujian dari Paduan Suara, gereja sedang menyampaikan firman Tuhan melalui nyanyian agar jemaat terpanggil untuk melaksanakan firman Tuhan dengan setia.


C. Nyanyian Paduan Suara Perlu Selektif
Sebagaimana dipahami bahwa nyanyian pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara yang salah satu tujuannya adalah menyampaikan pengajaran gereja, maka puji-pujian yang akan dinyanyikan oleh Paduan Suara perlu dipilih secara selektif. Paduan Suara yang hadir dan memuji Tuhan di tengah suatu ibadah, pada prinsipnya berfungsi untuk:
1. Mengekspresikan iman jemaat kepada Tuhan. Puji-pujian yang dinyanyikan bukanlah sekedar suatu untuk menampilkan nyanyian yang bagus, indah, dan menarik. Tetapi apakah dalam nyanyian itu mencerminkan sikap iman kepada Kristus.
2. Puji-pujian yang dinyanyikan dihayati oleh iman Kristen sebagai suatu doa. Artinya melalui puji-pujian itu Paduan Suara mengajak jemaat untuk meresapinya sebagai suatu doa, sehingga jemaat merasakan perjumpaan dengan Allah secara pribadi dalam kehidupan mereka.
3. Puji-pujian yang dinyanyikan adalah untuk menyatakan kesaksian iman kepada dunia. Selaku gereja Tuhan, kita dipanggil untuk bersaksi kepada dunia ini bahwa Allah di dalam Kristus adalah Allah yang mengasihi dan menyelamatkan seluruh umat manusia. Sehingga melalui puji-pujian yang dinyanyikan itu kita memanggil seluruh umat manusia untuk datang kepada Kristus dan menyambut kasihNya.


D. Cara Menyanyikan Dalam Kebaktian
Puji-pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara dalam kebaktian sama sekali tidak bermaksud menggantikan tugas dan ekspresi jemaat untuk memuji Tuhan. Karena itu Paduan Suara dalam menyanyikan puji-pujian perlu berusaha untuk senantiasa mengikutsertakan jemaat secara sadar, bersengaja dan komunikatif. Untuk itu ada beberapa saran dalam menyanyikan puji-pujian, yaitu:
a. Antifonal: nyanyian berbalasan di antara kelompok Paduan Suara, misal dari kiri ke kanan, atau antara pria dan wanita.
b. Responsori: nyanyian berbalasan antara pemimpin liturgi/pengkhotbah dengan umat (termasuk pula Paduan Suara).
c. Alternatim: nyanyian berbalasan antara dua atau beberapa kelompok Paduan Suara (misal antara Paduan Suara Nafiri dengan Paduan Suara Maranatha).
d. Solis: pujian yang dinyanyikan oleh pemimpin liturgi, atau oleh sekelompok penyanyi.

E. Cara Untuk Mempersiapkan Nyanyian Pujian
Walau Paduan Suara merupakan bagian yang integral dengan jemaat, tidak berarti Paduan Suara boleh mengabaikan persiapan dan latihan yang sungguh-sungguh. Bahkan Paduan Suara mempunyai tugas yang lebih serius dari pada sekedar latihan vokal, sebab Paduan Suara juga mempunyai tugas untuk ambil bagian memimpin suatu kebaktian. Untuk melaksanakan tugas tersebut Paduan Suara perlu:
1. Mempelajari nyanyian yang akan dinyanyikan sehingga dapat dinyanyikan secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan oleh pengarangnya.
2. Perlu bersikap kritis dengan menganalisa lagu dan syair, sehingga para anggota Paduan Suara dapat mengerti makna atau interpretasi “teologis” dari lagu yang sedang mereka nyanyikan.
3. Mampu mempraktekkan hasil interpretasi terhadap lagu tersebut, sehingga mereka dengan sikap mantap dan penuh iman menyajikan pujian tersebut dalam kelompok Paduan Suaranya.

F. Cara Untuk Menganalisa Lagu Pujian
Pemimpin Paduan Suara yang baik, tidak akan sekedar melatih kelompok Paduan Suaranya hanya agar mereka dapat menyanyi dengan teknik yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara musikal saja. Tetapi pemimpin Paduan Suara gerejawi bertanggungjawab terhadap:
a. Isi syair dari lagu yang akan dinyanyikan, yaitu apakah lagu tersebut telah sesuai dengan pengajaran firman Tuhan, ajaran gereja, tidak bertentangan dengan ekklesiologi dari jemaatnya dan mampu untuk mengungkapkan iman dari umat/jemaat.
b. Pemimpin Paduan Suara dan para anggotanya sungguh-sungguh yakin bahwa pujian tersebut dapat dipercaya, sehingga mereka meyakini pesan atau pengajaran yang dinyatakan oleh pujian tersebut.
c. Mampu menyajikan puji-pujian itu sebagai suatu kesaksikan iman, dan dapat menjadi bagian yang mendukung pengajaran firman Tuhan yang disampaikan. Sehingga jemaat yang mendengar puji-pujian itu merasa dikuatkan dan dimotivasi untuk memberitakan firman Tuhan. Karena itu dalam menyanyikan pujian sebaiknya Paduan Suara memperhatikan:
1. tema dan perikop khotbah
2. jenis kebaktian yang sedang diselenggarakan: kebaktian Minggu, kebaktian penahbisan/peneguhan Pendeta, kebaktian pelembagaan jemaat, kebaktian remaja, kebaktian pemuda, dan sebagainya.

d. Waktu yang tersedia: Paduan Suara perlu bijaksana dan tidak perlu memaksakan diri untuk menyanyikan sekian banyak lagu ketika menyadari bahwa kebaktian tersebut telah padat, misalnya dalam kebaktian itu sedang dilayani sakramen Baptis dan sakramen Perjamuan Kudus.

BEEING GOOD AND ANGRY


Being Good and Angry

By Jason Freeman

Growing up one of my favorite TV shows was the, "The Incredible Hulk." The main character was a scientist named Dr. David Banner. Most of the time he was a nice guy. But when he become angry he would repeat those famous words, “Don’t make me angry, you wouldn’t like me when I am angry.” And if the person ignored his warning right before your eyes he would transform into Lou Ferrigno, this big green monster.

The whole series was built around Dr. Banners search for a cure. Dr. Banner didn’t like what anger did to him and he did all he could to prevent it from happening.

The message many got from the series is that anger is always bad, anger can turn a normal person into a monster. Anger can turn you into someone you don’t want to be. As a result the best way of dealing with anger is to never express it, because anger can be so volatile the best way to manage anger is to repress it. And that is how many deal with anger today.

However in Ephesians 4, God gives us a different way of looking at anger. Instead of dismissing anger as evil, Paul tells us that anger can be a good and healthy emotion. Anger itself is not wrong, it is the reasons and motivations for our anger that cause us to lose control.

Let me share with you six ways to look at anger. The first three are positive descriptions of anger and the last three describe what happens when anger takes control.

1. Anger is a normal emotion. (26)

26 "In your anger do not sin": (NIV)

26 Be angry BUT do not sin; (RSV)

26 Be ye angry, AND sin not: (KJV)

The point is it is possible to be angry and not sin. Anger in and of itself is not bad, God created anger for a good purpose – with good intentions.

You might remember the story of Jesus entering the temple. When Jesus saw what the religious leaders had done to corrupt the temple, Jesus became angry. His anger was not directed at hurting people but at the wrong things they had done in God’s name. Jesus was angry because the people had violated God and His anger was an expression of God’s anger. Jesus demonstrates that it is possible to be angry and not sin. There is such a thing as good anger or Godly anger.

The question we need to ask is: What did Jesus do that allowed Him to express His anger in healthy ways?

The answer is found in His focus. Jesus never allowed His emotions or pain to take His focus off of God and onto himself. Jesus was able to keep God as His first priority even when He was angry.

Our problem is we seldom become angry for the right reasons or motives. Human anger tends to be self-motivated rather than God-motivated. We become angry when someone does something that hurts us or hurts someone we love. Human anger is generally an offensive weapon we use to defend our pride.

As a result, Anger is like a fire. If the fire is controlled, it can be helpful and productive but if the fire gets out of control it can be harmful and deadly. Anger is the same way! Though anger is a natural emotion, we must be careful how we use it because it can have devastating effects.

Aristotle said it this way, “Anybody can become angry… But to be angry with the right person, to the right degree, at the right time, for the right purpose, and in the right way - this is not within everybody’s power….”

In other words anger is a normal emotion, but we must be very careful how we express it.

2. Anger is a WARNING light built in by God. (26)

26 "In your anger…do not sin":

We can get into trouble when we ignore the signs of anger. When we ignore the warning lights that lead to anger we can find ourselves in a place we never intended to be.

When I was a new driver I developed a bad habit. Instead of filling up when the gas light came on, I would ignore the warning and see how far I could get. Now, most of the time I would fill-up right before the car stopped running; but what do you do when you run out of gas on the way to your wedding? Even though I had been reminded many times, I ignored the warning and I ignored the signs that indicated trouble is near. As a result I walked the last mile to the church in my tuxedo.

Now maybe you are better than I am when it comes to responding to warning lights, but how well do you respond to anger? How well do you anticipate the things that cause anger? How well do you keep your anger from getting out of control?

God designed anger to be a flashing light yellow light – to say to us - proceed with caution, be aware, know that trouble is near. So when the light comes on – don’t ignore it. Don’t think it will just go away.

3. Anger must be RESOLVED. (End, 26)

26 “Do not let the sun go down while you are still angry”
Anger can be a healthy emotion but it is not designed to be a permanent emotion.

When Jesus became angry in the temple and turned over the tables of the money changers, He did not remain angry. After the event He didn’t dwell on what happened, He didn’t allow His anger with the people to impact His love for people.

Look at how Matthew records the events in chapter 21,

“12 Jesus entered the temple area and drove out all who were buying and selling there. He overturned the tables of the money changers and the benches of those selling doves. 13 "It is written," he said to them, "’My house will be called a house of prayer,’ but you are making it a ’den of robbers.’" 14 The blind and the lame came to him at the temple, and he healed them.”

Circle the words, AT THE TEMPLE.

I don’t know about you but when I get angry I have a hard time letting go. When I get angry my anger generally gets the best of me, it can ruin an entire day. Anger can cause me to become a person I don’t want to be, it can cause me to say things I didn’t want to say.

I read the results of a study that demonstrates the effects of anger. The researchers found that anger causes the average female’s blood pressure to rise 6 points and the average male’s blood pressure to rise 14 points. It also indicated that unresolved anger is the number one cause for psychological depression. The point is, when we get angry, anger takes control.

But when Jesus became angry He remained the same person, He did not lose control. His anger did not have a negative impact on His character or cause Him to say the wrong things. He went from anger to mercy in the same day. His anger was motivated by His love for people and never became a vehicle for harboring resentment. Anger must be resolved.

4. Unresolved anger is an open INVITATION for evil. (27-28)

27 “and do not give the devil a foothold. 28 He who has been stealing must steal no longer, but must work, doing something useful with his own hands, that he may have something to share with those in need. When anger gets a foothold in your life, you are more susceptible to doing things you would not normally do – even stealing. Paul is addressing a real problem that was happening in his churches. Because the people were angry at each other they stopped caring and started stealing. Anger caused them to lose their concern for the community and start focusing instead on themselves.

Unresolved anger causes us to ask: What is best for me? Anger makes us more aware of what we need and less concerned about what is right or best for others.

Proverbs 14:17 17 A quick-tempered man does foolish things..
Proverbs 29:22 22 A hot-tempered person starts fights and gets into all kinds of sin.

You might remember the story of Cain and Able. Cain became angry at Able because God valued Able’s offering above Cain’s. When God noticed the anger that was building in Cain’s heart God warned him in Genesis 4,

6 Then the LORD said to Cain, "Why are you angry? Why is your face downcast? 7 If you do what is right, will you not be accepted? But if you do not do what is right, sin is crouching at your door; it desires to have you, but you must master it."

Instead of listening to God Cain allowed his anger to get the best of Him and it resulted in the death of his brother. I imagine Cain’s first thought was not to kill his brother. It was only after anger took control that he did what he normally would not do. Unresolved anger turned a bitter Cain into a killer.

A very similar event happened in the life of Alexander the Great. Though Alexander literally conquered the world he was unable to control his anger. Alexander had a friend and a general in his army named Cletus. On one occasion Cletus became drunk and ridiculed the emperor in front of his men. Blinded by his anger Alexander snatched a spear and threw it at Cletus. Though he had intended to scare him the spear took the life of his childhood friend. As a result Alexander was overcome with guilt and attempted to take his own life. History records that Alexander feel into a deep depression and laid in bed for days calling for his friend.

One historian writing about this event said, “Alexander the Great conquered many countries, but he failed miserably to conquer his own self.” (Lutzer)

When anger gets a hold on your life you are prone to doing things you will later regret.

5. Unresolved anger is LETHAL when molded into words. (29)

29 “Do not let any unwholesome talk come out of your mouths, but only what is helpful for building others up according to their needs, that it may benefit those who listen.”

Quick and careless words cause more damage to people than any other known force in the world. When we allow unresolved anger to build within us it will eventually explode into harmful words.

Every year many people are killed all over the world by unexploded bombs. I recently read that hundreds of pounds of explosives are recovered every year in France alone. Many of these bombs were dropped in WWI and II and are now turning up all across Europe. They fell harmlessly from the sky but over the years their contents have sat exposed to the elements. With time and corrosion they have become more and more dangerous, any slight movement could set them off.

There are many people who are like those aging land mines. When anger lingers in the human heart any small problem can set it off, resulting in lethal words. Words that destroy relationships and damage lives.

6. Unresolved anger DISTANCES us from God. (30)

30 “And do not grieve the Holy Spirit of God, with whom you were sealed for the day of redemption.”

If you have accepted Jesus Christ as your Lord and Savior you are indwelt with the Holy Spirit, God’s Spirit lives in you. But when you allow anger to build up in your life it repels the influence of the Spirit. The Spirit still lives in you but your anger is keeping Him from working fully in your life.

Imagine it this way - Let’s say someone is teaching you to play the piano. You start off with a great deal of enthusiasm and energy and make some real progress in a short period of time. Then after a few months you get distracted, you stop practicing and you forget why you started playing in the first place. Your teacher begins to notice that your playing is suffering and he asks you, “Are you sure you want to play the piano?” You say, “Yes”, but over the next few weeks you continue to ignore what you have learned.

How long do you think your teacher is going to invest into you when you fail to practice what you have learned? The answer is not very long.

Well the Holy Spirit works in a similar way. When we fail to put into practice the things the Spirit is teaching us, the Spirit takes a step back in our lives. His voice becomes silent and His influence less evident. Though the Spirit never leaves us, His power does.

Unresolved anger blocks the impact of the Spirit in our lives. Anger limits how God can use us and keeps us from becoming the person God designed us to be.

Summary: Anger is a normal emotion. God designed anger for a good purpose – anger serves as a warning light. A warning light that must be resolved. When anger is not resolved it can result in doing things we normally would not do, saying things we normally would not say and broken fellowship with God.

Now that we have looked at anger more closely, I want to share with you three ways you can learn to avoid the negatives and experience the benefits of good anger.

Let me share with you three ways to be Good and Angry.

1. EXAMINE yourself.

The only way you will know if anger is a problem in your life is to stop and do a self exam. Doctors recommend that we examine ourselves physically to detect any abnormalities before they become a problem. Likewise God wants us to examine ourselves spiritually to detect any feelings of bitterness or unresolved anger before they become a habit.

1st ask: How do I express my anger?

Psychologists have identified four basic ways that we learn to express anger.

1. Maniac (exploder)

A famous golfer was out on the links instructing his son when some reporters came up to him. The reporters began to ask the young boy some questions about his father’s game. One reporter asks, “What has your father taught you when you hit your ball into the rough?” The boy was hesitant to answer the question so his father said to him, “Go ahead Son! Show them exactly what I do when I hit the ball into the trees?” The boy looked again at his father then suddenly took his club and threw it into the water.

You see his father was an exploder. When things didn’t go his way he would over reacts and takes his aggression out on whatever was in front of him. Some of us are exploders.

2. Mute (imploder),

This is the person who is determined never to get angry. Instead of expressing healthy anger he/she bottles it up inside and pretends as if nothing ever bothers him.

Someone once said, ”When I learned to swallow my anger, I later realized my stomach kept count.” Some of us are imploders.

3. Martyr (inflictor), Like Eyore.

This is a person who is excellent at throwing pity parties. They secretly enjoy being disappointed and feel uncomfortable when things are going well. Their anger is repressed and later manifests itself as depression.

4. Manipulator (exploiter), This is the passive aggressive personality.

Like Lee Iacocca when he was fired from Ford said, “I don’t get mad, I just get even.”

1st identify how you express your anger. Then…

2nd Ask: What kind of person do I want to be? Or what kind of person does God want me to be?

When you have a vision of the kind of person you want to become, you will be more motivated to make the necessary changes. You will have a better idea of what needs to change when you know where your character is headed.

Secondly once you identify how you express anger…

2. STOP and THINK.

When you find yourself in a situation that could cause you to lose your temper ask these three questions:

1st Ask: Why am I angry?

Sometime the reason is not obvious but lies deep below the surface. Anger is not always the root problem but a symptom of a bigger problem. When little issues cause you to over react you might be dealing with residual anger. The pain and frustration of past events could be causing you to become angry over petty issues. At this point it is important to seek the guidance of a trained counselor, someone who can help you get to the core issue and encourage you to go to Christ for healing.

2nd Ask: Is it worth getting angry about?

Not everything that bothers you is worth expressing. It is important that you learn to pick your battles carefully.

3rd Ask: What do I really want out of this encounter? - When you think through it logically where do you want the situation to go?

I love email. I think email is great. When I get frustrated with someone or a situation I sit down and write an email describing the problem and the solution. Then I save it in my, “To be sent folder.” I leave it there and read it the next day. 9 times out of 10 I never send the email. Sometimes just writing things down and coming back to them the next day is all the resolution you need. Sometimes anger won’t bring about the result we are hoping for.

So once you have identified how you express anger and once you have thought about why you are angry…

3. Replace your anger.

31 “Get rid of all bitterness, rage and anger, brawling and slander, along with every form of malice. 32 Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you.”

When you are sick or have a virus the first thing you do is try to get rid of it. You might drink lots of fluids, get plenty of rest or take medications that will combat the effects. Paul is saying when you harbor anger inside do everything you can to get rid of it. Like a virus it wants to gain supremacy over your life but you need to do all you can to replace your anger with something more powerful.

What is the one thing that will help you get rid of your anger? FORGIVENESS

Learn to FORGIVE.

Forgiveness releases the person who has hurt you and gives the pain to God. Forgiving is not forgetting but it is letting go of the pain caused by another person or an event.

How can you learn to replace anger with forgiveness?

1. Believe that anger is a rational choice! People can provoke you to become angry but only you can stay angry. Anger in the end is a choice you have made.

2. Look to the Holy Spirit to empower you. Confess to God that you have not expressed you anger in healthy ways. List the different events where you allowed the situation to be out of control and ask God to forgive you. When you have agreed with God about where you need to change the Holy Spirit will become a strong force in your life for change.

3. Remember, Jesus forgave you!

(Outline adapted from Jim Nicodem, “The Straight Scoop on Anger.” Excellent Resource!!!)