Kamis, 31 Desember 2009

Konsultasi Teologi: Mengapa Yesus Lahir 2.000 Tahun Silam?

Pdt. Bigman Sirait

Pak Pendeta, kalau menurut hitungan-hitungan kita, Yesus datang ke dunia ini kurang-lebih 2.000 tahun silam. Bilangan ini tentu “kecil” jika dibandingkan dengan usia alam semesta atau sejarah peradaban umat manusia yang sudah berbilang jutaan tahun. Bahkan Yesus lebih “muda” dibanding Adam, Abraham, misalnya. Saya sering bertanya-tanya dalam hati, terutama pada saat-saat merenung di hari Natal begini: kenapa ya Tuhan baru hadir ke dunia ini 2.000 tahun silam. Di sini saya tidak dalam posisi menanyakan hal ini kepada Pak Pendeta, sebab saya pun sadar betul kalau ini adalah mutlak misteri Allah pencipta alam semesta. Yang ingin saya tahu adalah bagaimana pendapat Pak Pendeta tentang “pemikiran” saya di atas. Sekian dan salam hormat dalam suasana Natal.
Benget Parda
Pekanbaru

BENGET yang dikasihi Tuhan, bagaimanapun juga hal ini memang bisa jadi ganjalan dalam pemikiran kita. Pertanyaan “mengapa” selalu menggelitik untuk menemukan jawabannya. Mari kita coba telesuri dengan teliti. Berapa umur bumi, kita tak tahu, karena kitab Kejadian tidak menje-laskannya pada kita. Dikatakan dalam Kejadian 1:1, bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kapan mulanya itu, tak jelas, tapi yang pasti setelah itulah baru kita mengenal konsep hari dalam tenggang waktu pagi dan petang. Nah, jadi kita tidak tahu umur bumi secara tepat, karena memang itu bukan pesan utama Alkitab. Hakekat bumi yang diajarkan pada kita adalah, bahwa bumi ciptaan Allah, milik Allah dan Allah-lah pemeliharanya yang berdaulat atas bumi. Yesaya 40: 22 mengatakan: “Dia yang ber-takhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang, Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman”. Dari penjelasan itu tahulah kita bahwa Allah menciptakan bumi ini bulat, dan betapa dahsyatnya Allah sang pencipta itu.
Sekarang bagaimana dengan manusia. Jelas pula bagi kita bahwa Allah jugalah pencipta manusia (Kejadian 1: 26). Allah mencip-takan manusia pada hari yang keenam. Nah, ini adalah sebuah waktu, namun tak jelas penangga-lan kita di kemudian hari bagaimana menghitung semuanya. Jadi tak heran jika soal waktu ini tak bisa juga kita pahami dengan tepat. Maksudnya, jelas Allah menciptakan manusia pada hari ke-enam, tapi yang jadi masa-lah adalah penanggalan manusia di kemudian hari.
Kita mengerti bahwa pe-nanggalan pada berbagai bangsa ada perbedaan. Ada yang berdasarkan per-hitungan matahari, ada pula bulan dan juga bin-tang. Sementara itu dalam silsilah di Alkitab (Matius 1), jelas di sana tidak bermak-sud secara umum, melain-kan pemaknaan rohani. Maksudnya yaitu, bahwa di sana ada beberapa keturunan yang tidak dica-tat, yang ada di kitab Raja-raja, karena kehidupan dosa mereka. Artinya Alkitab bukanlah bibliogafi lengkap melainkan pemak-naan yang lengkap dari sejarah manusia. Informasi Alkitab lebih dari cukup untuk kita memahami hakekat kejadian manusia, kejatuhan ke dalam dosa, perkembangannya setelah peris-tiwa air bah di jaman Nuh, hingga terbentuknya Israel, yang kemu-dian menjadi kerajaan. Bagaimana kerajaan itu terpecah, dan pada akhirnya rakyatnya menjadi orang buangan. Semua mengandung pe-maknaan rohani yang mendalam.
Tidak tercatat di Alkitab masa kekosongan antara pulangnya umat dari pembuangan Babel hingga kedatangan Yesus Kristus yang kemungkinan berlangsung sekitar 500 tahun. Ini sering disebut sebagai masa kegelapan. Kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ada dalam perhitungan waktu yang lebih jelas. Apalagi era ini disebut sebagai tahun Masehi (perhitungan maju ke depan, sementara sebelum Masehi mundur ke belakang). Sementara pemahaman bahwa peradaban manusia berumur jutaan tahun adalah sebuah teori, artinya tak ada pengetahuan yang tepat tentang usia manusia.
Nah, soal mengapa Yesus baru datang kemudian, sekitar 2.000 tahun yang lampau, dan bukan lebih awal, ada penjelasan-nya. Ini bukanlah soal waktu 2.000 tahun atau lebih, tapi dengan jelas Alkitab memberikan kronologi yang menarik. Kejadian 1 dan 2, men-catat kehidupan manusia sebelum kejatuhan ke dalam dosa, nilai-nilai yang ada di sana. Lalu dalam kejadian 3, adalah kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa dan akibat yang ditimbulkannya. Setelah itu disebut era patriakhal atau bapak beriman. Ini menjadi era pra-Tau-rat, di sana ada kisah Nuh, Abra-ham dan seterusnya.
Di kemudian hari generasi Abraham menjadi Israel melalui keturunan Yakub. Tetapi mereka menjadi budak di Mesir yang pernah diselamatkan Yusuf anak Yakub. Ketika umat Israel keluar setelah 430 tahun di Mesir, kisah ini dimulai dari kitab Keluaran. Lalu berlanjut dengan kitab Hakim-hakim, sebagai era para hakim-hakim, lalu kemudian berlanjut ke era raja-raja, sesuai tuntutan Israel atas seorang raja. Berikutnya para nabi-nabi yang menulis seturut dengan jaman mereka dan lokasi pelayanan mereka, yaitu Israel atau Yehuda.
Dari kisah ini semua jelaslah bahwa kedatangan Yesus Kristus justru tepat dari banyak aspek. Pertama adalah aspek sejarah, sehingga kita bisa melihat bagai-mana umat di Perjanjian Lama (PL) tak pernah mampu menjalankan tuntutan Tau-rat, mereka gagal beragama. Andai-kata Yesus datang pada masa Abra-ham apalagi sebelumnya, pasti tak dapat dipahami kepentingan kedata-ngannya ke dunia. Tapi karena DIA datang setelah kehancuran Israel, maka jelaslah tujuan dan penghara-pan Israel hanya pada Yesus Kristus.
Jadi sejarah Israel sangat penting untuk memahami makna kedatangan Kristus ke dunia. Yesus Kristus berkata bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan Taurat melain-kan menggenapinya. Karena dalam kitab PL semua ter-dapat nubuatan tentang Yesus Kristus, kelahiran-Nya, tempatnya, situasi-nya, bahkan hingga kematian-Nya. Dengan itu kita me-ngerti semua makna peng-genapan itu. Jika saja Yesus datang lebih awal, kacaulah semua pemahaman kita. Ini juga sangat erat dengan pengharapan Israel akan kedatangan Mesias, namun mereka gagal mengerti, bahkan menyalibkan Yesus. Namun jangan lupa di sana pula terpilihlah Israel sejati yang diwakili para rasul dan orang Yahudi yang menjadi pengikut Yesus Kristus.
Jadi, sekali lagi, kehadiran Yesus Kristus 2.000 tahun lalu, tepat, sehingga dengan sejarah yang lengkap seharusnya kita mengerti. Itu sebab bagi yang me-nolak Yesus tersedia neraka tidaklah semena-mena, melainkan tepat dalam konteks informasi yang cukup. Sebalik-nya mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan patut amat kita syu-kuri dengan melihat sejarah betapa banyaknya jumlah mereka yang gagal. Di sisi lain, dari segi penanggalan yang ada waktu sudah lebih canggih, dan juga lalu lintas hubungan Asia dan Eropa sudah terbentuk. Artinya, dengan memahami secara jeli, tidak ada yang kebetulan, bahkan sebalik-nya ketepatan yang luar biasa.
Nah, Benget yang dikasihi Tuhan, alangkah menyenangkan Natal dalam pemaknaan yang tepat. Cobalah pikir, perintah sensus oleh Kaisar Augustus justru menjadi jalan Maria dan Jusuf ke Betlehem. Hamilnya Maria meng-akibatkan mereka terlambat tiba di Betlehem sehingga mereka tidak kebagian tempat penginapan. Lalu Raja Herodes Agung, si maniak itu, berniat membunuh bayi Yesus, sehingga Maria dan Yusuf lari ke Mesir. Semua peristiwa itu menggenapi nubuatan kitab para nabi, dan juga menggambarkan keberpihakan Allah kepada orang lapis bawah. Dan itulah semangat Natal yang sesungguhnya. Luar biasa ya. Akhirnya selamat mempersiapkan diri menyongsong Natal, Tuhan memberkati.v (sumber:Tabloid Reformata/Desember 2009)

Konsultasi Teologi: Yesus Menyelamatkan Adam, Abraham, Musa?

Pdt. Bigman Sirait

PAK, saya mau bertanya tentang “Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup tak seorang pun sampai kepada Bapa kecuali melalui Dia”. Artinya, semua manusia harus menerima Yesus sebagai Tuhan juru selamat supaya dia bisa masuk surga.
Bagi kita umat manusia yang hidup pasca-Perjanjian Baru, hal ini mungkin tidak masalah. Yang jadi pertanyaan saya adalah bagaimana dengan manusia yang hidup sebelum Yesus, yang notabene belum mengenal Yesus, semacam Adam dan Hawa, Abraham, Musa, dll., apakah mereka itu akan masuk surga juga? Terimakasih Pak.
George S. Lase
Medan

SEBUAH pertanyaan menarik yang juga sering diperdebatkan banyak orang. George yang dikasihi Tuhan, bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup, dan bahwa tidak ada satu orang pun yang akan sampai kepada Bapa kecuali melalui Dia (Yohanes 14: 6), adalah benar. Itu adalah ucapan Yesus Kristus sendiri yang dapat kita pahami sepenuhnya melalui kesaksian Alkitab. Adalah fakta Alkitab bahwa Yesus adalah Allah yang setara dengan Bapa (Filipi 2: 6-9), yang rela mengosongkan diri, dan menjadi sama dengan manusia. Adalah fakta bahwa Dia adalah Sang Firman yang ada bersama de-ngan Allah, dan telah ada sebelum segala sesuatunya ada, dan yang keberadaan-Nya melintasi ruang dan waktu (Yohanes 1: 1-3). Dan para rasul selalu bersaksi bahwa di kolong langit ini tidak ada nama lain, yang di alamnya ada keselamatan, kecuali Yeus Kristus Tuhan (Kisah 4:12).


Jadi bahwa Yesus Kristus adalah juruselamat satu-satunya sangat jelas dalam Perjanjian Baru. Namun mengatakan ini bagi kita yang hidup di pasca-Perjanjian Lama mungkin tidak masalah, harus berhati-hati. Artinya tidak masalah dalam mema-haminya, bisa ya. Tapi jika tidak masalah karena dengan percaya kita selamat, sekali lagi hati-hati. Saya perlu menekankan hal ini, seperti peringatan Yesus Kristus sendiri, bahwa tidak setiap orang yang menyebut-Nya “Tuhan-Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan surga, me-lainkan yang melakukan kehendak Bapa”. Bahkan pada waktu itu (di pengadilan Allah), akan ada yang berkata bahwa dia telah bernubuat, mengusir setan, bahkan mukjizat di dalam nama Yesus, tetapi ditolak oleh Yesus Kristus Tuhan. Jadi bagi kita yang hidup pasca-Perjanjian Baru dituntut bukan hanya percaya, melainkan juga melakukan kehen-dak Bapa.


Nah, bagaimana mereka yang hidup di masa Perjanjian Lama? Yang pertama perlu diingat, Yesus Kristus bukan ada sejak Perjanjian Baru atau tahun Masehi, melainkan ada dalam kekekalan (band. Yohanes 8: 57-58). Bagaimana memahami kehadiran atau keterlibatan Kristus di dalam Perjanjian Lama? Mari kita simak apa yang dikatakan Rasul Paulus. Dia berkata dalam 1 Korintus 10: 1-5; Bahwa sesung-guhnya Kristus hadir dalam perja-lanan orang Israel di padang gurun. Hanya saja kehadiran-Nya dalam fenomena alam, makanan dan minuman yang menyelamatkan perjalanan orang Israel. Ketika melintas laut ternyata itulah simbol pembaptisan, padahal tak satu pun dari mereka yang basah. Ketika ada di antara orang Israel mati, bukan karena kekurangan makanan dan minuman, melainkan karena kurang percaya, sehingga tidak berkenan di hadapan Allah.


Jadi dengan jelas, Paulus ingin mengatakan betapa keselamatan dalam perjalanan bagi orang Israel adalah percaya kepada Yesus Kristus yang belum mereka kenal (belum inkarnasi), tapi nyata dalam fenomena yang ada. Ketaatan kepada ketetapan Tuhan yang dinyatakan melalui Musa adalah ekspresi kehadiran Sang Firman Hidup. Jadi dengan segera kita bisa melihat benang merah yang jelas antara umat di Perjanjian Lama dengan keimanan kepada Yesus Kristus Tuhan. Bahkan soal kesela-matan pun dengan jelas dapat kita lihat pada apa yang disaksikan Rasul Petrus. Dalam 1 Petrus 3:17-20; jelas dikatakan bahwa kematian Yesus Kristus berlaku bukan hanya pada saat itu (present) atau juga ke depan (future), melainkan juga ke waktu yang lampau (past).
Jadi, kematian Yesus Kristus berkaitan erat dengan orang di jaman Nuh. Mereka yang menolak pemberitaan Nuh ternyata sama dengan menolak Yesus Kristus Sang Firman itu. Itu sebab Yesus Kristus memproklamirkan keselama-tan yang di dalamnya Nuh, di waktu yang lampau, percaya dan melaku-kan perintah Tuhan. Tetapi orang lain tidak mau percaya bahkan mencemoohnya. Sangat jelas bukan, bahwa tidak ada permasalahan soal waktu, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dalam hal keselamatan. Yang ada ialah keimanan dan ketaatan mela-kukan kehendak Tuhan yang men-jadi ukuran. Ingat, Yesus Kristus hadir lintas waktu.v

Senin, 28 Desember 2009

Jesus Christ The Same


By Howard Parrell

Hebrews 13:8

A cynic once remarked that nothing is permanent except change. We live in a world of change. Everything from ladies’ shoes to legislation, from automobiles to art, from furniture to finances... styles and customs and conditions change overnight. World events seem to tumble over each other with barely enough time to happen.

In such a breath-taking age men look here and there for a point of permanence.

a) Some rely upon financial investments, but money only serves to purchase more change.

b) Others seek to endure through fame, honors, and position; but how soon are the famous forgotten.

c) Some rely upon friends, but too many friends, like shadows, follow only in sunny weather...and even the best of friends are sometimes called away.

Thousands seek to escape life’s boredom through modern fads and isms. Someone has said: "The religion of China is Confucian: the religion of America is confusion." Men wander in a wilderness of cults seeking lasting satisfaction.

My dad used to tell of a man who bragged that he had been a Methodist and Presbyterian and was now thinking of leaving the Baptist work to become a Charismatic. My dad wished him luck. The man seemed puzzled, thinking his pastor would fight for his membership. Dad explained that he didn’t see any harm in changing labels on an empty bottle.

I rejoice that "I have an anchor that keeps my soul, steadfast and sure while the billows roll; fastened to the rock which cannot move, grounded firm and deep in the Savior’s love." That is the Jesus that I want to talk about today.


JESUS CHRIST THE SAME.

What marvelous satisfaction we can take in these four words.

A. Your health will leave you.
B. Your circumstances in life will not remain the same.
C. All too often we find that those around us cannot be counted on.
D. Since all this is true, what a relief it is to turn from these changing scenes to Jesus Christ, the same. Here is One Who never fails the heart that leans on Him for rest.

1. Health may fail us -- but His strength is made perfect in our weakness.

2. Adversity may crash upon us -- but He draws closer than a brother and whispers, "In the world ye shall have tribulation: but be of good cheer; I have overcome the world."

3. Friends may desert us, so that we end up saying with Paul, "No man stood with me." -- But we can also say with him in the next verse, "Notwithstanding, the Lord stood with me."

4. And even when death draws near He assures us, "I am the resurrection and the life."

E. I take great comfort in knowing that my Savior is referred to in Isa. 9:6 as "the everlasting Father" and as One with whom is no variableness or shadow of turning.



JESUS CHRIST THE SAME YESTERDAY.

A. There is an eternity locked up in these words. In fact, eternity stands on either side of the Christ of today.

B. Strictly speaking, there is no past tense with the Lord Jesus Christ.

1. (Jn. 8:58) - "Before Abraham was I AM"

2. Jn. 1:1-2

3. We must never neglect to acknowledge the eternal pre-existence of Jesus.

C. But what of the Jesus of modern history?

1. Born in another man’s stable, buried in another man’s tomb.

2. Living in a little land less than half the size of Arkansas.

3. In His public ministry, never over a hundred miles from home.

4. He wrote no books, led no armies, left His truths with a few plain and unpromising disciples.

5. Died the death of a criminal.

6. Yet that life stands alone. What He said and did proves who He is. (Matt. 16:16)-"Thou art the Christ, the Son of the Living God."

D. But the Jesus Christ of yesterday did not end in a sealed tomb. Christians are not living on a memory.

E. In the midst of despair Jesus appeared to His disciples as the eternal King; victorious over death, hell, and the grave. Then not many days after that He empowered His church to continue in His name.

F. Jesus Christ of yesterday is the Eternal Son from everlasting with the Father, sharing with Him in creation.

1. Jesus Christ of yesterday is the Word made flesh, taking the form of a servant, made sin for us.

2. Jesus Christ of yesterday is the risen and glorified Christ, living His life in millions of lives through 2,000 years.



JESUS CHRIST THE SAME TODAY.

A. Many Christians find themselves getting upset with God because Christ is not working to suit their own private agenda and timetable.

B. Christ is doing exactly what He purposed to do in this age, and His program is following the Father’s schedule.

1. The blind are seeing, the lame walk, the lepers are cleansed, the deaf hear, the dead are raised up, and the poor have the Gospel preached to them.

2. You say, "Yes Jesus did that then, but He is not doing it now." Consider the working of Christ in this age.

a. Eyes blinded by the god of this world are still being opened by the light of the world.

b. Those crippled by sin are walking in the newness of life thanks to the great physician.

c. Modern-day Naamans dip in the fountain filled with blood and lose their spiritual leprosy.

d. Ears are being opened to the music of heaven.

e. Those who are dead in trespasses and sins are being quickened to eternal life.

f. And the world over, the Gospel is being preached to the poor.

3. The Lord Jesus Christ is still the same today as He was yesterday. He is still doing mighty works...and if He is not doing them in your life it may be because -- while you hold the Jesus of yesterday in high regard, you have not experienced the Jesus of today. [See Matt. 13:54-58]



JESUS CHRIST THE SAME FOREVER.

A. It would not be enough that He is the same yesterday and today if somewhere down the road He should cease to be. [ (I Cor. 15:19) - "If in this life only we have hope in Christ, we are of all men most miserable."]

B. But the best is yet to come.

1. He has promised to come for us.

2. We will see Him as He is and we shall be like Him. Then we will rule and reign with Him.

3. Sorrow will be removed...sickness will be vanquished...sin will be conquered...and...death will be destroyed.

C. And in the middle of all this is Jesus Christ.


So, in this changing age, rejoice in a changeless Christ.

1. He is the same yesterday, and because of who he was yesterday, the Son of God dying for the sins of the world, He meets the problem of our yesterdays, our guilt before a holy God.

2. He is the same today, and because of Who He is today, our Lord and our Advocate, He meets the problem of our today’s, He directs our lives and pleads our cases before the Father.

3. He is the same forever, and because He is, He meets the problem of our tomorrows, He assures us of life eternal and a home with Him.

Sabtu, 26 Desember 2009

Jam DOA SYAFAAT Khusus Untuk Jemaat GPIB "OeL"


"Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang" 1 Timotius 2:1

Kehidupan rohani orang Kristen tidak bisa terpisahkan dari kegiatan BERDOA, yang merupakan nafas dan komunikasi langsung tanpa batas kepada Allah Bapa.

Jam doa Syafaat bersama dapat dilakukan ditempat dimana Jemaat berada dengan menggunakan waktu sebagai berikut:

*Setiap pagi, antara pukul 05:00-05:30
*Setiap malam, antara pukul 22:00-22:30

Berikut adalah pokok-pokok doanya:
1.Tugas pelayanan pendeta, presbiter, pengurus & anggota BPK/Komisi di
GPIB Jemaat Ora et Labora.
2.Pengadaan tanah,gedung ibadah, kantor & pastori.
3.Persekutuan, Pelayanan & Kesaksian GPIB Ora et Labora.
4.Warga jemaat sebagai orang tua atau single parent.
5.Warga jemaat yang sedang sakit.
6.Warga jemaat yang belum rindu untuk melayani Tuhan.
7.Warga jemaat yang berulang tahun/berhari jadi perkawinan.
8.Warga jemaat yang masih menyelesaikan pendidikan.
9.Warga jemaat sebagai pekerja & yang masih mencari pekerjaan.
10.Warga jemaat yang berencana untuk menikah tahun depan.
11.Anggota Paduan Suara & pemusik gereja (khusus di OeL).
12.Para janda, duda & yatim piatu (khususnya dalam jemaat.)
13.Masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah OeL, sekretariat & pastori.
14.BP dan jemaat-jemaat di Mupel GPIB Banten.
15.Majelis Sinode GPIB dan jemaat-jemaat di wilayah pelayanan GPIB.
16.Pemulihan perekonomian/keamanan Bangsa dan Negara.
17.Pelayanan & pemberitaan Firman Allah di seluruh dunia.
18.Pemeliharaan Tuhan atas keamanan/kesejahteraan umat-Nya di
seluruh dunia.

Tuhan Yesus Kristus memberkati !

The Truth about His name "Jesus" Kebenaran akan nama Yesus



Apakah anda tahu tentang fakta2 ini? Saya yakin anda belum
Mengetahuinya sampai saat ini..

Kematian adalah pasti, namun Alkitab menuliskan tentang kematian
Yang tidak dapat ditentukan kapan waktunya tiba. Buatlah kajian
Pribadi tentang ini.. Sangatlah menarik.. Bacalah sampai selesai.

Dalam Galatia 6:7, Alkitab mengatakan: "Jangan sesat! Allah tidak
Membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu
Juga yang akan dituainya"

Here are some men and women who mocked God:
Inilah fakta atas beberapa orang yang telah mengolok-olok Tuhan:

JOHN LENNON (Singer) - - - JOHN LENNON (Penyanyi kelompok the Beatles):


Beberapa tahun yang lalu, saat wawancara dengan sebuah majalah
Amerika, John Lennon berkata: "Kekristenan akan berakhir, Dan akan
Menghilang. Saya yakin hal itu tidak dapat diragukan lagi. Yesus sih
Lumayan, tapi tujuan-tujuanNya terlalu sederhana. Hari ini kami (the
Beatles) lebih terkenal dari Dia." (1966)

John Lennon setelah mengatakan bahwa the Beatles lebih terkenal dari
Yesus Kristus, dibunuh oleh penggemarnya dengan 6 kali tembakan.

TANCREDO NEVES (Presiden Brasil)
Selama masa kampanye kepresidenannya, dia berkata bahwa jika IA
Mendapatkan 500,000 suara pemilih dari partainya, maka Tuhan pun
Tidak akan bisa menyingkirkan dia dari posisi kepresidenannya.

Tancredo Neves memang berhasil mendapatkan suaranya, namun dia jatuh
Sakit sehari sebelum pelantikannya sebagai presiden, Dan kemudian
Meninggal.

CAZUZA (Bi-sexual Brazilian composer, singer and poet) - - - CAZUZA
(komposer Brasil penganut bi-sexual, penyanyi and penulis puisi):

Selama show-nya di Canecio ( Rio de Janeiro ), ketika IA sedang
Menghisap rokok, dia menghembuskan beberapa ASAP rokoknya ke udara
Dan berkata" "Tuhan, ini (ASAP rokok) untuk-Mu."

Dia meninggal dalam keadaan yg sangat mengerikan karena AIDS pada
Usia 32 tahun.

Orang yang membuat TITANIC

Setelah pembangunan kapal Titanic, seorang reporter bertanya
Seberapa amankah kapal Titanic tersebut
Dengan nada mengejek dia menjawab: "Tuhan pun tidak akan bisa
Menenggelamkannya. "

Hasilnya: Saya rasa anda semua tahu apa yang terjadi dengan Titanic.

MARILYN MONROE (Aktris):

Dia dikunjungi oleh Billy Graham pada saat sebuah pertunjukan show.
Billy Graham berkata bahwa Roh Tuhan telah mengutusnya untuk
Memberitakan Injil kepada Marilyn Monroe.

Setelah mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Billy Graham,
Dia berkata" "Saya tidak perlu Yesus-mu."
Seminggu kemudian Marilyn Monroe ditemukan tewas di apartemennya.

BON SCOTT (Singer) - - - BON SCOTT (Penyanyi):

Mantan vokalis AC/DC. Dalam salah satu lagu yg dinyanyikannya tahun
1979 berbunyi: "Jangan hentikan saya, saya akan terus turun, turun
Ke jalan neraka."

Pada tgl 19 Februari 1980, Bon Scoot ditemukan tewas karena tersedak
Oleh muntahnya sendiri.

CAMPINAS (in 2005) - - - CAMPINAS (tahun 2005):

Di Campinas, Brasil, sekelompok sahabat yang mabuk pergi untuk
Menjemput seorang temannya.

Pada saat ibu anak tersebut mengantar anaknya ke Mobil, dia sangat
Kuatir dengan kemabukan teman2nya; sambil memegang tangan anaknya yg
Duduk di Mobil dia berkata: "Anakku, pergilah bersama dengan Tuhan,
Dan kiranya Dia melindungimu. ."

Anaknya menjawab: "Ya jika Tuhan mau duduk di bagasi, sebab di dalam
sini sudah penuh."

Beberapa jam kemudian, Ada berita yang mengabarkan bahwa
Anak-anak muda tersebut mengalami sebuah kecelakaan yang fatal, Dan
Semuanya tewas. Mobilnya bahkan tidak dapat dikenali lagi
Jenisnya.., namun anehnya bagasi Mobil tersebut utuh.

Polisi berkata bahwa tidak mungkin bagasi mobil tersebut bisa utuh.
Yang lebih mengejutkan mereka, di dalam bagasi tersebut ada 1 peti
telur, namun tidak ada satu pun yang pecah.

CHRISTINE HEWITT (Jurnalis Jamaica & penghibur)
Berkata bahwa Alkitab ( Firman Tuhan) adalah buku terburuk yang
pernah ditulis.

Juni 2006, dia ditemukan tewas terbakar di motornya dan tak dapat
dikenali lagi.

Banyak orang-orang penting yang lupa bahwa tidak ada nama lain yang
pada-Nya diberikan kuasa penuh selain nama Yesus. Banyak yang telah
mati, namun hanya Yesus yang mati dan bangkit kembali, dan Dia tetap
hidup selamanya.

[Mungkin jika artikel ini sebuah lelucon, anda sudah langsung
mengirimkannya ke setiap orang. Apakah anda memiliki keberanian
untuk mengirimkan email ini (tentang Yesus) kepada orang lain? Saya
telah melakukan bagian saya, Yesus berkata, "Jika kamu menyangkal
aku dihadapan manusia, maka Aku juga akan menyangkal kamu di hadapan Bapa-Ku."]

Kekuatan DOA


Berikut ini adalah kisah nyata yang dialami oleh Spencer January.

Suatu hari yang cerah pada awal Maret tahun 1945. Saya berumur 24 thn & adalah seorang anggota angkatan bersenjata Amerika Serikat divisi Infantri 35.

Bersama dng sejumlah rekan dr pasukan Amerika, kami sdg bergerilya di tengah hutan, berjalan menuju sungai Rhine di Jerman Rhineland. Misi kami adalah untuk mengambil alih kota Ossenberg, dimana terdapat sebuah pabrik yang memproduksi bubuk mesiu & benda2 lain untuk perang.

Selama ber-jam2 kami berjalan menembus lebatnya hutan. Beberapa saat stlh tengah hr, kami mendapat berita bahwa di dpn kami ada sebuah tanah lapang. Akhirnya, pikir kami, perjalanan ini akan menjadi lebih mudah. Tapi kemudian kami sampai pada sebuah rumah batu & di belakang bangunan itu terdapat sejumlah prajurit yang terluka & berdarah krn berusaha menyeberangi tanah lapang tersebut.

Di dpn kami terdpt tanah lapang kira2 sepanjang 180m, di seberangnya ter-dpt pohon2.

Ketika orang yang pertama dr pasukan kami melangkah ke tanah lapang itu, serentetan tembakan & peluru berterbangan ke arahnya. Tiga buah kubu tentara Jerman dng senapan mesin, berjarak satu sam lain 50m & dilindungi oleh gundukan tanah terletak di sebelah kiri lapangan, menembaki kami yg berusaha menyeberang. Ketika kami mengintai, kami menyimpulkan bahwa ketiga kubu itu dibangun dng sangat stategis shg senjata kami tdk dpt menyerangnya.

Menyeberangi lapangan itu sama saja dng bunuh diri. Tapi, kami tdk memiliki pilihan lain. Pasukan Jerman tlh memblokade rute lain untuk masuk ke kota Ossenberg. Agar dpt trs bertahan & menang, kami harus berjalan maju.

Saya bersandar pd sebuah pohon, berpikir ttg situasi yg sedang dihadapi. Saya berpikir ttg rmh, istri & anak sy yg baru berumur 5bln. Saya tlh memberikan ciuman selamat tinggal sesaat stlh ia dilahirkan. Saya berpikir bahwa sy tdk akan melihat keluarga saya lagi & hal itu spt nya sdh sangat pasti.

Saya jatuh berlutut, “Tuhan “,saya memohon dng sangat., “Kau hrs melakukan sesuatu. Tolong lakukan sesuatu”.

Beberapa saat kemudian kami di perintah untuk mulai bergerak maju. Saya mulai berjalan dng senjata di M-1 di tangan.

Ketika tiba di dpn tanah lapang, saya menarik nafas panjang. Tapi sebelum saya mulai melangkah keluar dr perlindungan, saya melirik ke sebelah kiri.

Saya berhenti & memandang dng penuh takjub. Sebuah awan putih—putih panjang spt kapas – muncul dng tiba2. Awan itu berada di atas pohon2, turun ke bwh & menudungi area itu. Jarak pandang bagi tentara Jerman tertutup oleh kabut yg tebal itu.

Setiap org di antara kami segera berlari ke seberang, berusaha menyelamatkan diri secepat mungkin. Satu2nya suara yg terdengar adl bunyi sepatu boot bergesekan dng tanah sewaktu pasukan kami berlari ke tempat yg aman di seberang sebelum kabut itu terangkat kembali.. Dengan setiap langkah, pepohonan yg ada di seberang tampak semakin dekat. Saya hampir sampai! Jantung saya berdetak dng suara yg sampai terdengar ke telinga. Saya mencari sebuah pohon besar & bersembunyi di baliknya

Saya berbalik ke belakang & melihat prajurit yg lain mengikuti saya ke balik pepohonan, beberapa orang sambil membawa prajurit yg terluka.

Ini pasti pekerjaan Tuhan! Pikir saya. Segera setlh prajurit terakhir sampai ke tempat aman, awan itu menghilang! Langit kembali terang & cerah.

Pasukan musuh yang berpikir kami masih bersembunyi di balik rmh tadi, melemparkan sebuah bom ke sana. Beberapa menit kemudian bangunan itu hancur ber-keping2, tapi kami tlh berada di seberang & melanjutkan perjalanan.

Kami tiba di Ossenberg & mencari area yg aman bagi sekutu. Tapi ingatan ttg awan tadi blm hilang dr pikiran saya. Saya sering melihat semacam tirai asap yg digunakan tentara untuk menutup pandangan musuh pd situasi2 spt tadi. Tapi x ini berbeda. Kabut itu muncul dng tiba2 & menyelamatkan nyawa kami.

Dua minggu kemudian, ketika kami menetap sementara di Jerman Timur, saya menerima sebuah surat dr ibu saya di Dallas. Saya menyobek amplopnya dng cepat. Surat itu berisi kata2 yang membuat diri saya merinding.

“Kau ingat Nyonya Tankersly di gereja kita?” ibu saya menulis . Siapa yang dpt melupakannya? Saya tersenyum.. Semua orang mengenal Nyonya Tankersly sbg prajurit doa.

“Dengar ini,” ibu melanjutkan, “Suatu pagi Nyonya Tankersly menelpon ibu dr pabrik persenjataan di mana ia bekerja. Ia berkata bahwa Tuhan tlh membangunkannya pad pukul 1pagi & Tuhan mengatakan sesuatu padanya, “Spencer January berada dlm bahaya bsr. Bangunlah skrg & berdoalah baginya!”

Ibu saya menjelaskan bahwa Nyonya Tankersly berdoa syafaat bagi saya sampai pukul 6pagi keesikan harinya, ketika ia harus berangkat kerja. Nyonya Tankersly berkata bahwa hal yg terakhir ia doakan adl ini: “Tuhan, bahaya apapun yg Spencer hadapi, lindungilah dia dengan sebuah awan!”

Saya duduk terdiam lama sambil memegang surat itu di tangan saya. Pikiran saya berpacu, melakukan perhitungan. Ya, jam di mana Nyonya Tankersly berdoa memiliki hubungan yang pas dng wkt dimana kami sdg mendekati tanah lapang itu. Antara tempat kami dng Dallas ter-dpt perbedaan tujuh jam. Saat Nyonya Tankersly berdoa pd pukul 1pagi, di tempat kami sdh pukul 8pagi, tepat sewaktu kami bersiap untuk menyeberang tanah lapang itu.

Mulai saat itu, kami menambah jam2 doa saya. Selama 52 tahun terakhir ini, saya bangun pagi2 sekali untuk berdoa bagi org lain. Saya yakin bahwa doa mampu menenangkan & melindungi mereka yg sdg berjalan dlm lembah kekelaman.


Di sadur dari majalah standart vol. V no. 7 , hal 04-05

Kamis, 17 Desember 2009

Ibadah Natal Perdana - BPK-Persekutuan Teruna



Ibadah Natal perdana untuk anggota BPK-Persekutuan Teruna GPIB "OeL", telah dilaksanakan tadi malam, 17 Des 2009 di 'base camp" PT.

Ibadah dengan suasana talk-show mengambil topik "Dare2Dream". Dengan nara sumber Pdt.Ny.Dina Meijer Hallatu. Dari bacaan Alkitab, Filipi 3:12-14, ada 4 hal yang Tuhan Yesus inginkan dari para Teruna:
1.Jangan terlalu berobsesi untuk menjadi manusia yang sempurna
dengan mengandalkan diri sendiri.
2.Belajar dari kegagalan untuk terus maju, bukan sebaliknya.
3.Fokuskan pada hal-hal praktis untuk membantu merealisasikan impian-
impian kita.Lingkungan & pergaulan yang benar sangat mendukung
memotivasi kita untuk tetap bisa fokus.
4.Kejar terus impian-impian kita dan jangan mudah terpatahkan karena
ada hambatan.

Topik "Dare2Dream" dipilih oleh pengurus BPK-PT,karena melihat bahwa
anggota BPK-PT mempunyai banyak macam impian yang masih harus dikerjakan juga direalisasikan dan impian mereka akan menjadi sempurna jika melibatkan Tuhan Yesus didalamnya.

Impian-impian dalam hidup bukan hanya milik kaum muda, orang tua pun masih memiliki "dreams" yang belum terealisasikan. Dibawah ini ada beberapa langkah praktis untuk Teruna juga Orang tua menerapkannya dalam kehidupan kita dalam menyongsong tahun yang baru dan tentunya dengan impian-impian baru.


7 Langkah Praktis Untuk Merealisasikan Impian Kita bersama Tuhan Yesus:

1.Tulislah impian kita diatas kertas dan ceritakan kepada
orang lain mengenainya.Melalui proses ini, kita akan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
impian kita agar lebih spesifik.

2.Pastikan kita memiliki orang-orang yang mengasihi
dan percaya kepada kita di sekitar kita. Saat kita
sedang melalui saat-saat yang sulit dan kehilangan
pengharapan, maka mereka dapat menguatkan kita.

3.Susunlah sebuah rencana dengan terperinci dan
mintalah kepada orang yang kita hormati dan memiliki
hubungan yang kuat dengan kita untuk membimbing
kita dalam proses ini. Banyak rencana tidak dapat
berjalan dengan baik hanya karena kurangnya visi dan
pengertian.

4.Buatlah perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan
untuk mengimplementasikan rencana kita dan coba
untuk mengindentifikasi factor-faktor pendorong yang
menjadi kunci untuk kita bisa mengejar mimpi kita.

5.Jangan takut untuk terus menerus melepas
bebas impian kita dan taruhlah itu ditangan
Tuhan.

6.Pergi dan kejarlah impian itu dengan penuh
ketekunan dan dedikasi.

7.Jangan pernah menyerah !


“Jika kita melihat sesuatu yang TIDAK BISA kita lihat (iman, visi,impian) maka Tuhanlah yang dapat melakukan yang tidak mungkin”-Oral Roberts

Kerjakan impian-impianmu ...Tuhan Yesus memberkati !

Senin, 07 Desember 2009

Peranan Paduan Suara Dalam Kebaktian


Mengapa Paduan Suara memiliki peran dalam kebaktian,mari perhatikan hal-hal berikut:

A. Dasar Untuk Memuji Tuhan

Setiap orang percaya pada hakikatnya dipanggil untuk memuji Tuhan melalui nyanyian atau madah iman. Dalam hal ini tindakan iman atau sikap percaya diekspresikan melalui nyanyian pujian untuk memuliakan atau memasyurkan nama Tuhan. Di dalam Alkitab, kita dapat menjumpai beberapa istilah untuk menunjuk tindakan memuji Tuhan seperti: halal/hallelu (Ibr.) yang artinya: puji Tuhan; yadah (Ibr.) yang artinya: bersyukur, menyanjung, menyembah; tehillah (Ibr.) yang artinya: memuliakan, memuji, nyanyian pujian; epainos (Yun.) yang artinya: pujian, penghargaan; aineo (Yun.) yang artinya: berkata-kata dalam bentuk pujian; humneo (Yun.) yang artinya: menyanyi, menyanjung dan memuji dengan sikap khidmat. Karena itu dasar untuk memuji Tuhan adalah:
1. Allah membentuk dan menciptakan umat manusia agar mereka dengan rasa syukur memberitakan kemasyhuran namaNya. Di Yes. 43:21, Allah berfirman: “umat yang telah Kubentuk bagiKu akan memberitakan kemasyhuranKu”. Tindakan memuliakan nama Allah perlu dinyatakan dalam perbuatan dan tindakan yang nyata. Namun tindakan yang nyata itu tidak berarti mengabaikan tindakan ibadah dari umatNya, yaitu berupa nyanyian pujian kepadaNya.

2. Segala mahluk dan kuasa-kuasa alam dipanggil untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. Itu sebabnya di Mzm. 150:1-6, secara rinci penulis kitab Mazmur mengajak umat untuk memuji nama Tuhan dalam cakrawalaNya, memuji Tuhan karena segala keperkasaanNya, dan memuji Tuhan karena keagunganNya. Di Mzm. 150:3-5 pemazmur mengajak umat Tuhan untuk memuliakan namaNya dengan segala jenis alat-alat musik seperti: sangkakala (terompet), gambus, kecapi, rebana, tari-tarian, seruling, dan ceracap. Kemudian pada akhir ucapannya pemazmur mengajak: “Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Haleluya!” (Mzm. 150:6).

3. Kita layak memuji Tuhan karena karya keselamatanNya. Di I Taw. 16:23 dinyatakan: “Bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari padaNya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaanNya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib di antara segala suku bangsa”. Sebagai umat percaya, kita tidak dapat bersikap pasif dan bungkam terhadap karya keselamatan yang telah dilakukan oleh Allah. Karya keselamatan Allah wajib kita agungkan dengan menyaksikan dan mengabarkannya kepada segenap umat manusia. Dengan demikian nyanyian pujian tentang karya keselamatan Allah bukan sekedar untuk menggembirkan dan memuaskan kebutuhan rohani diri kita sendiri, tetapi kita memuji Tuhan sebagai kesaksian iman kita kepada dunia dan sesama kita.


B. Tujuan Nyanyian Yang Dinyanyikan oleh Paduan Suara
Dalam melaksanakan kebaktian, peran Paduan Suara dalam perjalanan sejarah gereja tidak pernah lapuk. Paduan Suara tetap dipandang sebagai kelompok pujian yang sangat penting dan integral dalam suatu ibadah. Tetapi di manakah letak dan peran Paduan Suara dalam arti yang sesungguhnya? Dalam berbagai kasus, sering Paduan Suara dipahami secara salah, misalnya:
- Paduan Suara sekedar sebagai pelengkap/suplemen dalam kebaktian.
- Paduan Suara sekedar untuk memeriahkan suasana kebaktian.
- Paduan Suara berfungsi untuk mengangkat suatu pujian jemaat.
- Paduan Suara berfungsi untuk memberi hiburan (entertainment).
- Paduan Suara sebagai suatu kelompok minat untuk menyalurkan hobi dan kemampuan vokal.

Padahal Paduan Suara yang hadir dan menyanyian berbagai pujian dalam suatu kebaktian, pada hakikatnya untuk memuliakan nama Tuhan, yang mana mereka ekspresikan melalui persembahan pujian yang mencerminkan kasih, iman dan pengharapan jemaat Tuhan yang sedang berziarah dalam kehidupan ini. Untuk itu puji-pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara di dalam suatu kebaktian bertujuan:
a. Puji-pujian yang dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan Tuhan: sebagai bagian dari jemaat, kelompok Paduan Suara bukanlah kelompok elit dan eksklusif. Sehingga melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan itu mereka sedang mengkomunikasikan imannya secara pribadi dengan Allah.
b. Puji-pujian yang dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan anggota jemaat pada umumnya. Dalam hal ini Paduan Suara merupakan bagian yang integral dengan jemaat. Mereka memuji Tuhan untuk menguatkan persekutuan dengan jemaat. Melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan, mereka sedang merajut bersama persekutuan sebagai tubuh Kristus.
c. Melalui puji-pujian yang dinyanyikan, Paduan Suara sedang memerankan tugas gereja Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan dan pengajaran gereja. Apabila seorang Pendeta memberitakan firman Tuhan secara verbal, maka melalui nyanyian puji-pujian dari Paduan Suara, gereja sedang menyampaikan firman Tuhan melalui nyanyian agar jemaat terpanggil untuk melaksanakan firman Tuhan dengan setia.


C. Nyanyian Paduan Suara Perlu Selektif
Sebagaimana dipahami bahwa nyanyian pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara yang salah satu tujuannya adalah menyampaikan pengajaran gereja, maka puji-pujian yang akan dinyanyikan oleh Paduan Suara perlu dipilih secara selektif. Paduan Suara yang hadir dan memuji Tuhan di tengah suatu ibadah, pada prinsipnya berfungsi untuk:
1. Mengekspresikan iman jemaat kepada Tuhan. Puji-pujian yang dinyanyikan bukanlah sekedar suatu untuk menampilkan nyanyian yang bagus, indah, dan menarik. Tetapi apakah dalam nyanyian itu mencerminkan sikap iman kepada Kristus.
2. Puji-pujian yang dinyanyikan dihayati oleh iman Kristen sebagai suatu doa. Artinya melalui puji-pujian itu Paduan Suara mengajak jemaat untuk meresapinya sebagai suatu doa, sehingga jemaat merasakan perjumpaan dengan Allah secara pribadi dalam kehidupan mereka.
3. Puji-pujian yang dinyanyikan adalah untuk menyatakan kesaksian iman kepada dunia. Selaku gereja Tuhan, kita dipanggil untuk bersaksi kepada dunia ini bahwa Allah di dalam Kristus adalah Allah yang mengasihi dan menyelamatkan seluruh umat manusia. Sehingga melalui puji-pujian yang dinyanyikan itu kita memanggil seluruh umat manusia untuk datang kepada Kristus dan menyambut kasihNya.


D. Cara Menyanyikan Dalam Kebaktian
Puji-pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara dalam kebaktian sama sekali tidak bermaksud menggantikan tugas dan ekspresi jemaat untuk memuji Tuhan. Karena itu Paduan Suara dalam menyanyikan puji-pujian perlu berusaha untuk senantiasa mengikutsertakan jemaat secara sadar, bersengaja dan komunikatif. Untuk itu ada beberapa saran dalam menyanyikan puji-pujian, yaitu:
a. Antifonal: nyanyian berbalasan di antara kelompok Paduan Suara, misal dari kiri ke kanan, atau antara pria dan wanita.
b. Responsori: nyanyian berbalasan antara pemimpin liturgi/pengkhotbah dengan umat (termasuk pula Paduan Suara).
c. Alternatim: nyanyian berbalasan antara dua atau beberapa kelompok Paduan Suara (misal antara Paduan Suara Nafiri dengan Paduan Suara Maranatha).
d. Solis: pujian yang dinyanyikan oleh pemimpin liturgi, atau oleh sekelompok penyanyi.

E. Cara Untuk Mempersiapkan Nyanyian Pujian
Walau Paduan Suara merupakan bagian yang integral dengan jemaat, tidak berarti Paduan Suara boleh mengabaikan persiapan dan latihan yang sungguh-sungguh. Bahkan Paduan Suara mempunyai tugas yang lebih serius dari pada sekedar latihan vokal, sebab Paduan Suara juga mempunyai tugas untuk ambil bagian memimpin suatu kebaktian. Untuk melaksanakan tugas tersebut Paduan Suara perlu:
1. Mempelajari nyanyian yang akan dinyanyikan sehingga dapat dinyanyikan secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan oleh pengarangnya.
2. Perlu bersikap kritis dengan menganalisa lagu dan syair, sehingga para anggota Paduan Suara dapat mengerti makna atau interpretasi “teologis” dari lagu yang sedang mereka nyanyikan.
3. Mampu mempraktekkan hasil interpretasi terhadap lagu tersebut, sehingga mereka dengan sikap mantap dan penuh iman menyajikan pujian tersebut dalam kelompok Paduan Suaranya.

F. Cara Untuk Menganalisa Lagu Pujian
Pemimpin Paduan Suara yang baik, tidak akan sekedar melatih kelompok Paduan Suaranya hanya agar mereka dapat menyanyi dengan teknik yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara musikal saja. Tetapi pemimpin Paduan Suara gerejawi bertanggungjawab terhadap:
a. Isi syair dari lagu yang akan dinyanyikan, yaitu apakah lagu tersebut telah sesuai dengan pengajaran firman Tuhan, ajaran gereja, tidak bertentangan dengan ekklesiologi dari jemaatnya dan mampu untuk mengungkapkan iman dari umat/jemaat.
b. Pemimpin Paduan Suara dan para anggotanya sungguh-sungguh yakin bahwa pujian tersebut dapat dipercaya, sehingga mereka meyakini pesan atau pengajaran yang dinyatakan oleh pujian tersebut.
c. Mampu menyajikan puji-pujian itu sebagai suatu kesaksikan iman, dan dapat menjadi bagian yang mendukung pengajaran firman Tuhan yang disampaikan. Sehingga jemaat yang mendengar puji-pujian itu merasa dikuatkan dan dimotivasi untuk memberitakan firman Tuhan. Karena itu dalam menyanyikan pujian sebaiknya Paduan Suara memperhatikan:
1. tema dan perikop khotbah
2. jenis kebaktian yang sedang diselenggarakan: kebaktian Minggu, kebaktian penahbisan/peneguhan Pendeta, kebaktian pelembagaan jemaat, kebaktian remaja, kebaktian pemuda, dan sebagainya.

d. Waktu yang tersedia: Paduan Suara perlu bijaksana dan tidak perlu memaksakan diri untuk menyanyikan sekian banyak lagu ketika menyadari bahwa kebaktian tersebut telah padat, misalnya dalam kebaktian itu sedang dilayani sakramen Baptis dan sakramen Perjamuan Kudus.

BEEING GOOD AND ANGRY


Being Good and Angry

By Jason Freeman

Growing up one of my favorite TV shows was the, "The Incredible Hulk." The main character was a scientist named Dr. David Banner. Most of the time he was a nice guy. But when he become angry he would repeat those famous words, “Don’t make me angry, you wouldn’t like me when I am angry.” And if the person ignored his warning right before your eyes he would transform into Lou Ferrigno, this big green monster.

The whole series was built around Dr. Banners search for a cure. Dr. Banner didn’t like what anger did to him and he did all he could to prevent it from happening.

The message many got from the series is that anger is always bad, anger can turn a normal person into a monster. Anger can turn you into someone you don’t want to be. As a result the best way of dealing with anger is to never express it, because anger can be so volatile the best way to manage anger is to repress it. And that is how many deal with anger today.

However in Ephesians 4, God gives us a different way of looking at anger. Instead of dismissing anger as evil, Paul tells us that anger can be a good and healthy emotion. Anger itself is not wrong, it is the reasons and motivations for our anger that cause us to lose control.

Let me share with you six ways to look at anger. The first three are positive descriptions of anger and the last three describe what happens when anger takes control.

1. Anger is a normal emotion. (26)

26 "In your anger do not sin": (NIV)

26 Be angry BUT do not sin; (RSV)

26 Be ye angry, AND sin not: (KJV)

The point is it is possible to be angry and not sin. Anger in and of itself is not bad, God created anger for a good purpose – with good intentions.

You might remember the story of Jesus entering the temple. When Jesus saw what the religious leaders had done to corrupt the temple, Jesus became angry. His anger was not directed at hurting people but at the wrong things they had done in God’s name. Jesus was angry because the people had violated God and His anger was an expression of God’s anger. Jesus demonstrates that it is possible to be angry and not sin. There is such a thing as good anger or Godly anger.

The question we need to ask is: What did Jesus do that allowed Him to express His anger in healthy ways?

The answer is found in His focus. Jesus never allowed His emotions or pain to take His focus off of God and onto himself. Jesus was able to keep God as His first priority even when He was angry.

Our problem is we seldom become angry for the right reasons or motives. Human anger tends to be self-motivated rather than God-motivated. We become angry when someone does something that hurts us or hurts someone we love. Human anger is generally an offensive weapon we use to defend our pride.

As a result, Anger is like a fire. If the fire is controlled, it can be helpful and productive but if the fire gets out of control it can be harmful and deadly. Anger is the same way! Though anger is a natural emotion, we must be careful how we use it because it can have devastating effects.

Aristotle said it this way, “Anybody can become angry… But to be angry with the right person, to the right degree, at the right time, for the right purpose, and in the right way - this is not within everybody’s power….”

In other words anger is a normal emotion, but we must be very careful how we express it.

2. Anger is a WARNING light built in by God. (26)

26 "In your anger…do not sin":

We can get into trouble when we ignore the signs of anger. When we ignore the warning lights that lead to anger we can find ourselves in a place we never intended to be.

When I was a new driver I developed a bad habit. Instead of filling up when the gas light came on, I would ignore the warning and see how far I could get. Now, most of the time I would fill-up right before the car stopped running; but what do you do when you run out of gas on the way to your wedding? Even though I had been reminded many times, I ignored the warning and I ignored the signs that indicated trouble is near. As a result I walked the last mile to the church in my tuxedo.

Now maybe you are better than I am when it comes to responding to warning lights, but how well do you respond to anger? How well do you anticipate the things that cause anger? How well do you keep your anger from getting out of control?

God designed anger to be a flashing light yellow light – to say to us - proceed with caution, be aware, know that trouble is near. So when the light comes on – don’t ignore it. Don’t think it will just go away.

3. Anger must be RESOLVED. (End, 26)

26 “Do not let the sun go down while you are still angry”
Anger can be a healthy emotion but it is not designed to be a permanent emotion.

When Jesus became angry in the temple and turned over the tables of the money changers, He did not remain angry. After the event He didn’t dwell on what happened, He didn’t allow His anger with the people to impact His love for people.

Look at how Matthew records the events in chapter 21,

“12 Jesus entered the temple area and drove out all who were buying and selling there. He overturned the tables of the money changers and the benches of those selling doves. 13 "It is written," he said to them, "’My house will be called a house of prayer,’ but you are making it a ’den of robbers.’" 14 The blind and the lame came to him at the temple, and he healed them.”

Circle the words, AT THE TEMPLE.

I don’t know about you but when I get angry I have a hard time letting go. When I get angry my anger generally gets the best of me, it can ruin an entire day. Anger can cause me to become a person I don’t want to be, it can cause me to say things I didn’t want to say.

I read the results of a study that demonstrates the effects of anger. The researchers found that anger causes the average female’s blood pressure to rise 6 points and the average male’s blood pressure to rise 14 points. It also indicated that unresolved anger is the number one cause for psychological depression. The point is, when we get angry, anger takes control.

But when Jesus became angry He remained the same person, He did not lose control. His anger did not have a negative impact on His character or cause Him to say the wrong things. He went from anger to mercy in the same day. His anger was motivated by His love for people and never became a vehicle for harboring resentment. Anger must be resolved.

4. Unresolved anger is an open INVITATION for evil. (27-28)

27 “and do not give the devil a foothold. 28 He who has been stealing must steal no longer, but must work, doing something useful with his own hands, that he may have something to share with those in need. When anger gets a foothold in your life, you are more susceptible to doing things you would not normally do – even stealing. Paul is addressing a real problem that was happening in his churches. Because the people were angry at each other they stopped caring and started stealing. Anger caused them to lose their concern for the community and start focusing instead on themselves.

Unresolved anger causes us to ask: What is best for me? Anger makes us more aware of what we need and less concerned about what is right or best for others.

Proverbs 14:17 17 A quick-tempered man does foolish things..
Proverbs 29:22 22 A hot-tempered person starts fights and gets into all kinds of sin.

You might remember the story of Cain and Able. Cain became angry at Able because God valued Able’s offering above Cain’s. When God noticed the anger that was building in Cain’s heart God warned him in Genesis 4,

6 Then the LORD said to Cain, "Why are you angry? Why is your face downcast? 7 If you do what is right, will you not be accepted? But if you do not do what is right, sin is crouching at your door; it desires to have you, but you must master it."

Instead of listening to God Cain allowed his anger to get the best of Him and it resulted in the death of his brother. I imagine Cain’s first thought was not to kill his brother. It was only after anger took control that he did what he normally would not do. Unresolved anger turned a bitter Cain into a killer.

A very similar event happened in the life of Alexander the Great. Though Alexander literally conquered the world he was unable to control his anger. Alexander had a friend and a general in his army named Cletus. On one occasion Cletus became drunk and ridiculed the emperor in front of his men. Blinded by his anger Alexander snatched a spear and threw it at Cletus. Though he had intended to scare him the spear took the life of his childhood friend. As a result Alexander was overcome with guilt and attempted to take his own life. History records that Alexander feel into a deep depression and laid in bed for days calling for his friend.

One historian writing about this event said, “Alexander the Great conquered many countries, but he failed miserably to conquer his own self.” (Lutzer)

When anger gets a hold on your life you are prone to doing things you will later regret.

5. Unresolved anger is LETHAL when molded into words. (29)

29 “Do not let any unwholesome talk come out of your mouths, but only what is helpful for building others up according to their needs, that it may benefit those who listen.”

Quick and careless words cause more damage to people than any other known force in the world. When we allow unresolved anger to build within us it will eventually explode into harmful words.

Every year many people are killed all over the world by unexploded bombs. I recently read that hundreds of pounds of explosives are recovered every year in France alone. Many of these bombs were dropped in WWI and II and are now turning up all across Europe. They fell harmlessly from the sky but over the years their contents have sat exposed to the elements. With time and corrosion they have become more and more dangerous, any slight movement could set them off.

There are many people who are like those aging land mines. When anger lingers in the human heart any small problem can set it off, resulting in lethal words. Words that destroy relationships and damage lives.

6. Unresolved anger DISTANCES us from God. (30)

30 “And do not grieve the Holy Spirit of God, with whom you were sealed for the day of redemption.”

If you have accepted Jesus Christ as your Lord and Savior you are indwelt with the Holy Spirit, God’s Spirit lives in you. But when you allow anger to build up in your life it repels the influence of the Spirit. The Spirit still lives in you but your anger is keeping Him from working fully in your life.

Imagine it this way - Let’s say someone is teaching you to play the piano. You start off with a great deal of enthusiasm and energy and make some real progress in a short period of time. Then after a few months you get distracted, you stop practicing and you forget why you started playing in the first place. Your teacher begins to notice that your playing is suffering and he asks you, “Are you sure you want to play the piano?” You say, “Yes”, but over the next few weeks you continue to ignore what you have learned.

How long do you think your teacher is going to invest into you when you fail to practice what you have learned? The answer is not very long.

Well the Holy Spirit works in a similar way. When we fail to put into practice the things the Spirit is teaching us, the Spirit takes a step back in our lives. His voice becomes silent and His influence less evident. Though the Spirit never leaves us, His power does.

Unresolved anger blocks the impact of the Spirit in our lives. Anger limits how God can use us and keeps us from becoming the person God designed us to be.

Summary: Anger is a normal emotion. God designed anger for a good purpose – anger serves as a warning light. A warning light that must be resolved. When anger is not resolved it can result in doing things we normally would not do, saying things we normally would not say and broken fellowship with God.

Now that we have looked at anger more closely, I want to share with you three ways you can learn to avoid the negatives and experience the benefits of good anger.

Let me share with you three ways to be Good and Angry.

1. EXAMINE yourself.

The only way you will know if anger is a problem in your life is to stop and do a self exam. Doctors recommend that we examine ourselves physically to detect any abnormalities before they become a problem. Likewise God wants us to examine ourselves spiritually to detect any feelings of bitterness or unresolved anger before they become a habit.

1st ask: How do I express my anger?

Psychologists have identified four basic ways that we learn to express anger.

1. Maniac (exploder)

A famous golfer was out on the links instructing his son when some reporters came up to him. The reporters began to ask the young boy some questions about his father’s game. One reporter asks, “What has your father taught you when you hit your ball into the rough?” The boy was hesitant to answer the question so his father said to him, “Go ahead Son! Show them exactly what I do when I hit the ball into the trees?” The boy looked again at his father then suddenly took his club and threw it into the water.

You see his father was an exploder. When things didn’t go his way he would over reacts and takes his aggression out on whatever was in front of him. Some of us are exploders.

2. Mute (imploder),

This is the person who is determined never to get angry. Instead of expressing healthy anger he/she bottles it up inside and pretends as if nothing ever bothers him.

Someone once said, ”When I learned to swallow my anger, I later realized my stomach kept count.” Some of us are imploders.

3. Martyr (inflictor), Like Eyore.

This is a person who is excellent at throwing pity parties. They secretly enjoy being disappointed and feel uncomfortable when things are going well. Their anger is repressed and later manifests itself as depression.

4. Manipulator (exploiter), This is the passive aggressive personality.

Like Lee Iacocca when he was fired from Ford said, “I don’t get mad, I just get even.”

1st identify how you express your anger. Then…

2nd Ask: What kind of person do I want to be? Or what kind of person does God want me to be?

When you have a vision of the kind of person you want to become, you will be more motivated to make the necessary changes. You will have a better idea of what needs to change when you know where your character is headed.

Secondly once you identify how you express anger…

2. STOP and THINK.

When you find yourself in a situation that could cause you to lose your temper ask these three questions:

1st Ask: Why am I angry?

Sometime the reason is not obvious but lies deep below the surface. Anger is not always the root problem but a symptom of a bigger problem. When little issues cause you to over react you might be dealing with residual anger. The pain and frustration of past events could be causing you to become angry over petty issues. At this point it is important to seek the guidance of a trained counselor, someone who can help you get to the core issue and encourage you to go to Christ for healing.

2nd Ask: Is it worth getting angry about?

Not everything that bothers you is worth expressing. It is important that you learn to pick your battles carefully.

3rd Ask: What do I really want out of this encounter? - When you think through it logically where do you want the situation to go?

I love email. I think email is great. When I get frustrated with someone or a situation I sit down and write an email describing the problem and the solution. Then I save it in my, “To be sent folder.” I leave it there and read it the next day. 9 times out of 10 I never send the email. Sometimes just writing things down and coming back to them the next day is all the resolution you need. Sometimes anger won’t bring about the result we are hoping for.

So once you have identified how you express anger and once you have thought about why you are angry…

3. Replace your anger.

31 “Get rid of all bitterness, rage and anger, brawling and slander, along with every form of malice. 32 Be kind and compassionate to one another, forgiving each other, just as in Christ God forgave you.”

When you are sick or have a virus the first thing you do is try to get rid of it. You might drink lots of fluids, get plenty of rest or take medications that will combat the effects. Paul is saying when you harbor anger inside do everything you can to get rid of it. Like a virus it wants to gain supremacy over your life but you need to do all you can to replace your anger with something more powerful.

What is the one thing that will help you get rid of your anger? FORGIVENESS

Learn to FORGIVE.

Forgiveness releases the person who has hurt you and gives the pain to God. Forgiving is not forgetting but it is letting go of the pain caused by another person or an event.

How can you learn to replace anger with forgiveness?

1. Believe that anger is a rational choice! People can provoke you to become angry but only you can stay angry. Anger in the end is a choice you have made.

2. Look to the Holy Spirit to empower you. Confess to God that you have not expressed you anger in healthy ways. List the different events where you allowed the situation to be out of control and ask God to forgive you. When you have agreed with God about where you need to change the Holy Spirit will become a strong force in your life for change.

3. Remember, Jesus forgave you!

(Outline adapted from Jim Nicodem, “The Straight Scoop on Anger.” Excellent Resource!!!)

Kamis, 26 November 2009

Referensi: Al-Masih, Muhammad dan Saya

Kisah nyata yang hakiki

Oleh Mohammad Al Ghazoli
Alihbahasa oleh Winston Mazakis
Diedisi oleh David W. Daniels

masuk ke link

The rapture: Hoax or Hope?


Background:

The rapture is Christian belief that forms a major part of the current teaching and expectations of fundamentalist and other evangelical denominations. In its most popular current form, the doctrine involves Jesus Christ returning from Heaven towards earth. In violation of the law of gravity, saved individuals -- both dead and alive -- will rise up in the air and join Jesus in the sky.

The concept of the rapture is found in the Bible -- 1 Thessalonians 4 -- and is supported in other passages. Unfortunately, the Bible is ambiguous about exactly when the rapture will occur. Most believers in the rapture suggest that it will happen just before the expected seven-year Tribulation -- a time of great suffering, instability, the devastating War of Armageddon, and the largest genocide that the world has ever seen. Some suggest that it will happen just after the Tribulation when Jesus finally returns to Earth.
bullet

The doctrine of the "post-tribulation rapture" was taught by Christianity starting in the first century CE and was popular until the 19th century. It is still held by some Christians. It teaches that when Jesus Christ returns to earth after the tribulation, believers who are alive at the time will be changed into immortal glorified bodies.

bullet

A relatively new competing belief promoting a "pre-tribulation rapture" was developed during the 19th century and has become a near universal belief among fundamentalist and other evangelical Christians. This belief has Jesus returning towards the Earth before the tribulation. Christian believers -- both dead and alive -- will rise in the air to meet him in the sky. It will occur without warning. Believers in the pre-tribulation rapture have eagerly anticipated the event since the 1840s and have never given up the hope that it will occur in their very near future. Source:/www.religioustolerance.org/rapture.htm

Second Coming: Chart


Second Coming:The Chart

Tanda-Tanda Kiamat Menurut Berbagai Agama Dan Mitologi


Kiamat biasanya merujuk kepada tulisan eskatologis dalam ketiga agama Abrahamik: Yudaisme, Kristen, dan Islam. Akhir zaman seringkali digambarkan sebagai suatu masa yang diwarnai oleh kesusahan yang mendahului kedatangan kembali dari Mesias yang telah diramalkan. Mesias adalah tokoh yang akan mengantarkan datangnya Kerajaan Allah dan mengakhiri penderitaan dan kejahatan. Namun demikian, gambaran-gambaran terinci tentang kejadian ini tergantung pada keyakinan masing-masing yang dipelajari. Sejumlah agama dan tradisi memiliki keyakinan-keyakinan tentang Akhir zaman, yang menghasilkan beraneka sistem keyakinan, tradisi, dan perilaku.

1. Yudaisme

Akhir Zaman dalam eskatologi Yahudi meliputi sejumlah tema yang saling terkait:

* Mesianisme Yahudi.
o Pengumpulan kembali orang-orang yang hidup di pembuangan.
o Pembangunan kembali Bait Suci
o Kurban binatang atau Korba.

* Dunia yang Akan Datang (Olam ha-Ba).
sebuah istilah yang ambigu yang mungkin merujuk kepada kehidupan setelah kematian, dunia mesianik, atau kehidupan setelah kebangkitan.

2. Talmud

Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan menyaksikan:

1. Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang ada secara geografis,
2. Dikalahkannya semua musuh Israel,
3. Pembangunan (atau penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem dan dipulihkannya kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah,
4. Kebangkitan orang mati (techiat hameitim), atau Kebangkitan,
5. Pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi Raja Israel. Ia akan memisah-misahkan orang-orang Yahudi di Israel menurut bagian-bagian wilayah sukunya yang asli di negeri Israel. Pada masa ini, Gog, raja Magog, akan menyerang Israel. Siapa Gog dan negara Magog itu tidak diketahui. Magog akan bertempur dalam suatu pertempuran hebat, yang mengakibatkan jauh korban yang besar di kedua belah pihak, tetapi Allah akan ikut campur dan menyelamatkan orang-orang Yahudi. Ini adalah pertempuran yang dirujuk sebagai Harmagedon. Setelah memusnahkan musuh-musuh terakhir ini untuk selama-lamanya, Allah akan mengenyahkan semua kejahatan dari keberadaan manusia. Setelah tahun 6000 (dalam kalender Yahudi), milenium ketujuh adalah masa kesucian, ketenangan, kehidupan rohani, dan perdamaian di seluruh dunia, yang disebut sebagai Olam Haba (“Dunia Masa Depan”), di mana semua orang akan mengenal Allah secara langsung.”

3. Kekristenan

Menurut Perjanjian Baru :

Dalam Perjanjian Baru, Yesus merujuk kepadanya sebagai “Penderitaan Besar”, “Penyiksaan”, dan “hari-hari pembalasan.”

Matius 24:15-22: “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.

Markus 13:14-20: “Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya.

Lukas 21:20-33: “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”

4. Ajaran Katolik

Sementara sebagian yang percaya akan penafsiran harafiah terhadap Alkitab menegaskan bahwa ramalan tentang tanggal-tanggal atau waktu itu sia-sia, dan sebagian penulis lainnya percaya bahwa Yesus meramalkan tanda-tanda yang akan menunjukkan bahwa “akhir zaman” sudah dekat. Sebagian dari tanda-tanda ini adalah gempa bumi, bencana alam, masalah-masalah di masyarakat, ‘peperangan dan kabar burung tentang perang’, dan bencana-bencana lain. Namun tentang kapan persisnya semua itu akan terjadi, ia akan datang “seperti pencuri di malam hari”.

Menurut Katekismus Gereja Katolik, iman Katolik mengenai “akhir zaman” dibahas dalam Pengakuan Iman

5. Gereja-gereja Protestan

Keyakinan-keyakinan tentang Akhir zaman di kalangan Kekristenan Protestan sangat berbeda-beda. Kaum Kristen pra-milenialis yang percaya bahwa Akhir zaman sedang terjadi saat ini, biasanya spesifik tentang garis waktu yang berpuncak pada hancurnya dunia. Bagi sebagian orang, Israel, Uni Eropa, atau Perseri

katan Bangsa-Bangsa dipandang sebagai pemain-pemain utama yang peranannya telah diramalkan dalam Kitab Suci. Di antara para penulis pra-milenial dispensasional, ada orang-orang yang percaya bahwa orang Kristen secara adikodrati akan dikumpulkan ke surga oleh Yesus dalam suatu peristiwa yang disebut Pengangkatan, yang terjadi sebelum “Penderitaan Besar” yang dinubuatkan dalam Matius 24-25; Markus 13 dan Lukas 21. Penderitaan Besar ini juga disebutkan dalam kitab terakhir dalam Alkitab – Kitab Wahyu.

6. Islam Syi’ah

Mayoritas ulama Syi’ah sepakat akan rincian kejadian-kejadian yang akan terjadi pada hari-hari terakhir:

1. Si Dajjal akan mengklaim dirinya sebagai juru selamat umat manusia dan bangsa-bangsa dari semua agama akan bersatu di bawah agamanya.
2. Akan terjadi pembunuhan-pembunuhan massal atas umat Syi’ah di Irak (sekitar sungai Eufrat), dan untuk kepala mereka akan disediakan hadiah uang, meskipun mereka bukan penjahat.
3. Akan terjadi pemberontakan oleh seorang “Yamani” yang akan dikalahkan dalam usahanya itu
4. Imam Mahdi akan muncul kembali dan menyampaikan khutbahnya di Kaabah dan akan mengumpulkan pasukan dengan 313 jenderal dan ribuan pengikut untuk mengala hkan si Dajjal
5. Seseorang yang bernama “Sufyani” (agamanya tidak disebutkan, meskipun ia adalah keturunan dari dinasti Ummayyah yang telah berantakan yang keturunan menyebar kemungkinan di Levant dan Spanyol atau Marokko selama 12 abad terakhir) akan memimpin pasukan-pasukan dari Suriah melintasi Irak ke Arabia untuk mengalahkan pasukan-pasukan Mahdi bersama-sama dengan sekutu-sekutunya.
6. Imam Mahdi akan mendirikan kembali Islam yang sejati dan dunia akan menemukan
perdamaian dan ketenangan.
7. Imam Mahdi akan berkuasa untuk suatu masa.
8. Kebangkitan manusia akan dimulai sementara Hari Penghakiman akan dimulai.

7. Islam Sunni

Sebelum tanda-tanda besar yang disebutkan ini, semua tanda kecil harus terjadi dan di antaranya adalah:

1. Munculnya Nabi Muhammad dan wafatnya (sudah terjadi, kelahiranMuhammad sendiri
dipahami sebagai tanda dari hari penghakiman.)
2. Waktu akan berlalu lebih cepat.
3. Perang dan pembunuhan menjadi lazim di antara manusia.
4. Merebaknya pencurian,penipuan dan skandal di antara manusia.
5. Merebaknya perzinahan.
6. Munculnya bangunan-bangunan besar.
7. Popularitas minuman-minuman beralkohol di antara manusia, hingga namanya
diubah, misal nya: bir, anggur, jenever dan seterusnya.
8. Padang gurun Arab berubah menjadi hijau.
9. Bangunan-bangunan yang lebih tinggi daripada gunung-gunung di Mekkah dibangun
di Mekkah.

Tanda-tanda besar yang semuanya mempunyai dampak penting bagi umat manusia adalah sebagai berikut:

1. Matahari akan terbit di barat, menandai ditutupnya pintah pertobatan Allah dan orang-orang kafir tak dapat berbalik lagi setelah titik ini. Dikatakan bahwa matahari akan terbenam dan tidak terbit selama tiga hari hingga terbitnya di sebel ah barat. Ia akan terbit di tengah hari dan kemudian tenggelam seperti biasanya di barat.
2. Munculnya sang Dajjal (Anti Kristus), dan menipu mayoritas umat manusia untuk mengikut dan menyembah dia. Kelak ia akan dibunuh oleh Isa Almasih di Yerusalem.
3. Turunnya Isa Almasih dari surga dan berdoa di belakang Imam Mahdi. Pada waktkunya ia akan membunuh babi, mematahkan salib, dan membunuh orang-orang kafir.
4. Dilepaskannya Ya’joj dan Ma’joj, menyebabkan bala kelaparan dan bencana di dunia dan akhirnya menembakkan sebuah anak panah di langit untuk memperlihatkan bangsa-bangsa bahwa Allah dapat dibunuh, anak panah ini kemudian jatuh dengan ujung yang berlumur darah sehingga menyebabkan orang-orang mukmin yang lemah percaya akan hal itu dan takluk kepada Ya’joj dan Ma’joj. Mereka belakangan dibunuh oleh ulat yang munculs dari lubang hidung unta dan mayat-mayat mereka akan bertebaran di bumi.
5. Seorang laki-laki muncul di Medina dan diminta oleh para ulamanya untuk pindah ke Mekkah. Di sana ia akan dinyatakan sebagai Kalifah dan disebut Mahdi dan memerintah sebagai Kalifah terakhir Islam yang memimpin umat man usia memasuki zaman kemakmuran yang tak pernah terlihat atau terdengar sebelumya. Ia juga akan meluruskan semua sekte Islam menjadi Islam yang sejati. Namanya juga Muhammad bin Abdullah, nama yang sama dengan nama Nabi dan sebagai keturunannya,ia juga memiliki sebuah tanda gelap pada pipi kanannya dan rupa yang sama de ngan Nabi Muhammad.
6. Perang besar antara orang-orang Muslim dengan orang-orang Yahudi di Palestina yang mengakibatkan kekalahan total orang-orang Yahudi.
7. Kematian Isa Almasih dan diikuti atau didahului oleh Imam Mahdi. Perhatikan bahwa hari penghakiman terjadi 60 tahun setelah naiknya Almasih ke surga.
8. Munculnya Dabbat al-Ard seekor binatang yang aneh rupanya (monster) dari sebuah gunung di Mekkah, yang memiliki cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Dabbat al-Ard akan mencap manusia sebagai orang kafir atau orang mukmin.
9. Akan terjadi serangan terhadap Mekkah tetapi pasukan-pasukan penyerang itu akan teng gelam di padang pasir sebelum mencapai Mekkah.
10. Angin yang akanmengambil jiwa semua orang Muslim dan hanya meninggalkan orang-orang kafir di muka bumi.

Kejadian-kejadian berikut ini adalah langkah-langkah terakhir dari Hari penghakiman dan terjadi di Bumi:

1. Ditiupnya terompet pertama yang mematikan semua manusia di muka bumia.
2. Ditiupnya terompet kedua yang menandai kebangkitan.
3. Allah turun ke bumi.
4. Penantian akan Penghak iman oleh seluruh umat manusia, sebuah proses yang
dikatakan akan berlangsung selama ribuan tahun di bawah matahari yang membakar.
5. Penghakiman atas umat manusia dimulai.

8. Zoroastrianisme

Menurut filsafat Zoroaster, yang disunting dalam Zand-i Vohuman Yasht, “pada akhir musim dinginmu yang kesepuluhribu… matahari semakin tak terlihat dan tampak; tahun, bulan, dan hari menjadi makin pendek, dan bumi menjadi lebih tandus; dan tanaman tidak akan menghasilkan benih dan manusia. Menjadi semakin menipu dan cenderung melakukan praktik-praktik jahat. Mereka tidak mengenal rasa terima kasih.”

9. Buddhisme

Menurut Sutta Pitaka, “sepuluh perilaku moral” akan lenyap dan bangsa-bangsa akan mengikuti sepuluh konsep yang tidak beramoral yaitu mencuri, kekerasan, membunuh, berbohong, mengucapkan hal-hal yang jahat, perzinahan, kata-kata yang kotor dan ngawur, kecemburuan dan kehendak yang buruk, keserakahan yang berlebih-lebihan, dan nafsu yang menyimpang sehingga mengakibatkan timbulnya kemiskinan yang luar biasa dan mengakhiri hukum-hukum dunia dari dharma sejati.

10. Hinduisme

Dalam Hinduisme, tidak dikenal penghukuman kekal terhadap jiwa. Akhir zaman juga tidak ada. Setelah Kali yuga yang jahat ini berakhir, yuga atau zaman berikutnya adalah Satya yuga di mana setiap orang adalah orang yang benar, diikuti oleh Dwapara yuga, Treta yuga dan kemudian Kali Yuga yang lain. Dengan demikian waktu bersifat siklis dan zaman terus berulang tanpa akhir. Namun demikian, keberadaan kejahatan dan kemerostan yang dapat ditolerir dalma masing-masing zaman itu berbeda dan karenanya ambang yang perlu untuk perwujudan penjelmaan Dewa juga berbeda-beda untuk masing-masing yuga. Yuga yang sekarang adalah yang paling jahat sehingga ambang untuk munculnya avatar juga begitu tinggi sehingga dunia perlu menurunkan tingkat maksimumnya.

11. Agama Bahá’í

Pendiri agama Bahá’í, Bahá’u'lláh mengklaim bahwa ia adalah Almasih yang datang kembali serta pengharapan kenabian dari semua agama lainnya. Ia juga memberikan bukti-bukti tentang Akhir zaman dan tempat dirinya. Terbentuknya agama bersamaan dengan nubuat Millerit yang menunjuk kepada tahun 1844. Sehubungan dengan pengharapan khusus tentang akhir zaman, dikatakan bahwa Pertempuran Hamagedon telah berlalu dan bahwa kematian syahid massal yang diantisipasikan pada Akhir zaman telah terjadi dengan konteks historis dari agama Bahá’í. Wikipedia

Selasa, 17 November 2009

NASA: The Great 2012 Doomsday Scare

This guest article on 2012 was written by E. C. Krupp, Director of Griffith Observatory in Los Angeles and is reprinted with permission from Sky & Telescope Magazine. The publisher and the author reserve all rights. All opinions are the author's own.

The year 2012 is acting like a badly behaved celebrity. Frightful rumors and gossip are spreading. Already more than a half dozen books are marketing, to eager fans, astronomical fears about 2012 End Times. Opening in theaters on Friday, Nov. 13, will be 2012, a $200-million disaster movie that seems designed to break all records for disaster spectacles -- with cracking continents, plunging asteroids, burning cities, and a tsunami throwing an aircraft carrier through the White House. The movie's ominous slogan: "Find out the truth." Two other major movies about the 2012 doomsday are also reported to be in the works.

Anyone who cruises the internet or all-night talk radio knows why. The ancient Maya of Mexico and Guatemala kept a calendar that is about to roll up the red carpet of time, swing the solar system into transcendental alignment with the heart of the Milky Way, and turn Earth into a bowling pin for a rogue planet heading down our alley for a strike.

None of it is true. People you know, however, are likely becoming a bit afraid that modern astronomy and Maya secrets are indeed conspiring to bring our doom. If people know you’re an astronomer, they will soon be asking you all about it.

Here is what you need to know.

Birth of a Notion
We"ve had similar scares in the recent past, but none quite like this. The last time the world got all worked up over the mystical turning of a calendar was the false Millennium of Jan. 1, 2000. Never mind the actual Y2K computer-date bug. True-believer authors (and their imitators) published scary and/or hopeful books about the moment's prophetic potential to catch an immense cosmic wave and change everything for either good or ill. Borrowing a forecast from Nostradamus, the 16th-century French riddler, author Charles Berlitz predicted catastrophe in his 1981 book Doomsday 1999. Berlitz (fresh off books on Atlantis and the Bermuda Triangle), warned that 1999 could inflict flood, famine, pollution and a shift of Earth's magnetic poles. He also spotlighted the planetary alignment of May 5, 2000, and warned that it could bring solar flares, severe earthquakes, "land changes" and "seismic explosions."

In the 1990s an entire "Earth Changes" movement swelled into being as the end of the century neared, with all sorts of Millennial expectations -- earthquakes, plagues, polar axis shifts, continents sliding into the sea, Atlantis rising and more. In England, the Sun tabloid predicted a "marvelous millennium of joy, peace, prosperity."

When Jan. 1, 2000, came and went with nothing worse than ski-lift passes printing the date as 1900, the focus shifted to "5/5/2000" several months later. Most believers in the power of planetary alignments forgot the failure of earlier lineups to induce disaster. The "Jupiter Effect" cataclysm predicted for March 10, 1982 (named for the 1974 book about it by John Gribbin and Stephen Plagemann) commanded headlines but never materialized.

Throughout history, end-of-the-world movements missing their mark number in the "hundreds of thousands at the very least, says Richard Landes, historian at Boston University and director of its Center for Millennial Studies. But people eager for the world to end are not to be denied, and this time, of course, all will be different.

The Rollover
What exactly is the Maya calendar about to do? On Dec. 21, 2012, it will display the equivalent of a string of zeros, like the odometer turning over on your car, with the close of something like a millennium. In Maya calendrics, however, it's not the end of a thousand years. It's the end of Baktun 13. The Maya calendar was based on multiple cycles of time, and the baktun was one of them. A baktun is 144,000 days: a little more than 394 years.

Scholars have deciphered how the Maya calendar worked from historical texts and ancient inscriptions, and they have accurately correlated so-called Maya Long Count dates with the equivalent dates in our calendar. Just as we number our years counting from a historically and culturally significant event (the presumed birth year of Christ), Maya times were numbered from a date endowed with religious and cosmic significance: the creation date of the present world order. A Long Count date is the tally of days from that mythic startup. Most experts think the start point corresponds to Aug. 11, 3114 B.C.

Most of the Maya calendar intervals accumulate as multiples of 20. An interval of 7,200 days (360 × 20) was known as a katun. It takes 20 katuns to complete a baktun (20 × 7,200 = 144,000 days). Although some ancient inscriptions turn 13 baktuns into an important reset milestone, others imply that the calendar simply keeps running. For instance, it takes 20 baktuns to make a pictun.

No one paid much attention to the end of Baktun 13 until fairly recently. In 1975 Frank Waters, a romantic and speculative author, devoted a brief section to the subject in his book Mexico Mystique. He identified the 13-baktun interval as a "Mayan Great Cycle," overestimated its duration as 5,200 years, and equated five such cycles with five legendary eras, each of which ends in the world’s destruction and rebirth. There is no genuine Maya tradition behind any of this.

Waters also miscalculated the date when the calendar would supposedly pull down the shades. "The end of the Great Cycle . . . will occur Dec. 24, 2011 A.D.," he announced, when the world "will be destroyed by catastrophic earthquakes." Exact date aside, the doomsday ball was now rolling.

Another book in 1975 also spotlighted the Maya calendric roundup. Dennis and Terence McKenna discussed it in The Invisible Landscape: Mind, Hallucinogens, and the I Ching. That book at least got the Baktun-13 end date right: Dec. 21, 2012. It also noted that the date is the winter solstice, when the Sun will be "in the constellation Sagittarius, only about 3 degrees from the Galactic Center, which, also coincidentally, is within 2 degrees of the ecliptic." The McKennas continued, "Because the winter solstice node is precessing, it is moving closer and closer to the point on the ecliptic where it will eclipse the galactic center." In reality this event will never happen, but it hardly matters. The McKennas linked the whole arrangement with the concept of renewal and called 2012 a moment of "potential transformative opportunity."

Broader interest in 2012 caught on beginning in 1987. In The Mayan Factor: Path Beyond Technology, José Argüelles (an "artist, poet, and visionary historian" according to the dust jacket) linked the 13-baktun period with an impalpable "beam" from the center of the Milky Way Galaxy. According to Argüelles, the Maya knew when we entered this beam and when we would leave it, and set their 13-baktun cycle to mark our passage through it accordingly. The beam, he asserted, operates as "invisible galactic life threads" that link people, the planet, the Sun, and the center of the Galaxy. Neither Maya tradition nor modern astronomy supports a belief in any such beam. It stemmed instead from Argüelles’s personal philosophy, which emphasizes "the principle of harmonic resonance." Argüelles also concluded that the planets are "orbiting harmonic gyroscopes" that “play a role in the coordination of the beam," which advances the development of anything with DNA. The year 2012, therefore, will bring a rosy version of the apocalypse.

If this sounds a bit familiar, you're right. In 1987 Argüelles and his followers predicted, with worldwide fanfare, that Aug. 16–17 of that year would bring a Maya-Galactic "Harmonic Convergence." That event turned into a global phenomenon, with thousands gathering at Earth’s “acupuncture points” to create a "synchronized and unified bio-electromagnetic collective battery." Unfortunately, the date passed with nothing more than colorful newspaper stories and a Doonesbury satire. (A character explains earnestly that that the alignment could bring either "mass unification of divine and earth-plane selves," or perhaps nuclear annihilation. "Either way there will probably be a crafts fair.")

Galactic Guessing Games
Fast-forward to 1995. That year John Major Jenkins packaged several of these themes into Maya Cosmogenesis 2012. According to Jenkins, the winter-solstice point and the centerline of the Galaxy will line up exactly on Dec. 21. Arguing that this motivated the Maya to contrive the calendar to end on that date, Jenkins concludes that it will be "a tremendous transformation and opportunity for spiritual growth, a transition from one world age to another."

In fact, astronomy cannot pinpoint such a "galactic alignment" to within a year, much less a day. The alignment depends on the rather arbitrary modern definition of the galactic equator, and/or the visual appearance of the Milky Way. There is no precise definition of the Milky Way's edges -- they are very vague and depend on the clarity of your view. (Jenkins says that he personally established the Milky Way’s edges by viewing it from 11,000 feet, far above anywhere the Maya lived.) So to give a precise visual position for its centerline is not meaningful.

Jenkins did acknowledge that the winter-solstice Sun actually crosses the center of the Milky Way anytime between 1980 and 2016. Elsewhere he expands this approach zone to a 900-year period, and settles for an imprecise alignment to which Dec. 21, 2012, is arbitrarily and circularly assigned. Real astronomy does not support any match between the Baktun-13 end date and a galactic alignment. The advocates both admit and ignore this discrepancy.

It's almost a sidelight that the winter-solstice sun will never actually "eclipse" the galaxy's true center, the pointlike radio source marking the Milky Way's central black hole. Moreover, the winter-solstice sun won’t even pass closest to it on the sky for another 200 years. What did the Maya themselves think about End Times? There is no evidence that they saw the calendar and a world age ending in either transcendence or catastrophe on December 21, 2012. Some Maya Long Count texts refer to dates many baktuns past 13 and even into the next pictun and beyond. For instance, an inscription commissioned in the 7th century A.D. by King Pacal of Palenque predicts that an anniversary of his accession would be commemorated on Oct. 15, 4772.

In all of the Long Count texts discovered, transcribed, and translated, only one mentions the key date in 2012: Monument 6 at Tortuguero, a Maya site in the Mexican state of Tabasco. The text is damaged, but what remains does not imply the end of time.

The Secret NASA Conspiracy
Some advocates for the 2012 catastrophe say that what will actually cause the devastation is an alignment of planets. There is no planet alignment on the winter solstice in 2012. Nonetheless, advocates of doom connect the fictional alignment to astrological predictions or groundless claims about a reversal of Earth's magnetic field and unprecedented solar storms. Many internet postings and guests on all-night apocalyptic radio have elaborated on these themes.

In particular, several threads of irrational thought have created an internet phantom, the secret planet Nibiru. It's the bowling ball, and Earth is the pin. There is no such planet, though it is often equated with Eris, a plutoid orbiting safely and permanently beyond Pluto. Some insist, however, that a NASA conspiracy is in play and that Nibiru, looming in on the approach, can already be seen in broad daylight from the Southern Hemisphere. It was supposed to become visible from the Northern Hemisphere, too, by last May, but like a fickle blind date, it stood up those awaiting it.

Others on the Web, confused about the supposed alignment of the winter-solstice sun with the Milky Way's center, have declared that the Sun is now plummeting to the Milky Way’s center and dragging Earth with it. The predicted result? Earth’s polar axis will shift. Most of what's claimed for 2012 relies on wishful thinking, wild pseudoscientific folly, ignorance of astronomy, and a level of paranoia worthy of Night of the Living Dead.

So maybe the Maya were on to us after all. The clock is ticking. And it’s the end of the world as we know it.


E.C. Krupp, a Sky & Telescope contributing editor, is Director of Griffith Observatory in Los Angeles.